Polemik Lelang Motor Listrik Jokowi Kena Prank, Bamsoet: Saya Patut Disalahkan

Bamsoet menyatakan, kasus prank lelang motor listrik di acara konser amal itu murni kekeliruan teknis.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 22 Mei 2020, 22:22 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan bahwa saat ini, bangsa Indonesia tengah merasakan ancaman yang luar biasa terhadap karakter serta jati diri bangsa

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengaku bersalah terkait polemik lelang motor listrik buatan anak negeri bertandatangan Presiden Jokowi. Dia pun meminta maaf kepada Presiden Jokowi dan masyakarat Indonesia. 

"Atas nama seluruh panitia menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya, kepada Pak Presiden, kepada Setneg, kalau ada pihak yang patut disalahkan maka salahkanlah saya selaku penanggung jawab acara ini," kata Bamsoet saat jumpa pers di Graha BNPB Jakarta, Jumat (22/5/2020).

Bamseot mengaku tidak enak hati atas kekisruhan lelang motor listrik yang ternyata kena prank warga Jambi bernama M Nuh. Menurutnya, hal itu semata kekeliruan teknis dan bukan rekaan atau mencari kambing hitam.

"Jujur saja, saya sampai tidak enak hati dengan Pak Presiden, dengan Setneg, karena sebenarnya beliau tidak tahu apa-apa. Beliau hanya ingin membantu gagasan para seniman dalam konser amal ini," tutur Bamsoet.

Bamsoet mengatakan, tujuan lelang motor yang laku dibanderol seharga Rp 2,55 miliar ini sesungguhnya murni untuk membantu masyarakat Indonesia terdampak Covid-19. Mereka yang kehilangan mata pencaharian, utamanya para pekerja seni.

"Gagasannya sungguh mulia, saya, Prof Yudian (Kepala BPIP), dan Mas Doni (Kepala BNPB) mendukung acara ini. Alhamdulillah Presiden membubuhkan tandatangannya dan menyerahkan motor yang ada di hadapan kita ini dengan satu harapan, acara ini berjalan sukses dan membantu rakyat yang hari-hari ini kesulitan dalam mengarungi hidupnya," Bamsoet menandasi.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Harga Meroket Berkat Prank

Pemenang lelang motor listrik Jokowi ramai diperbincangkan. (Sumber: Merdeka)

Motor listrik bertanda tangan Presiden Joko Widodo menjadi banyak perbincangan karena harganya yang mencapai Rp 2,55 miliar. Harga tersebut diambil dari hasil lelang yang dimenangkan oleh Muhammad Nuh. Namun, Pria yang tinggal di Jambi itu ternyata bukan seorang pengusaha, melainkan buruh harian.

Terkait hal itu, Ketua MPR sekaligus penanggung jawab konser amal virtual bertajuk Berbagi Kasih Bersama Bimbo, Bambang Soesatyo atau Bamsoet tidak mempermasalahkannya.

"Cobaan ini kita hadapi saja dengan senyuman. Yang pertama ada penyebar hoaks terhadap acara konser virtual Berbagi Kasih bersama Bimbo oleh emak-emak. Kedua, kita kena prank seorang buruh di Jambi yang mengaku pengusaha tambang bernama M Nuh," ujar pria yang karib disapa Bamsoet itu saat jumpa pers di Graha BNPB Jakarta, Jumat (22/5/2020).

Bahkan, dia mengatakan ada makna di balik ulah yang dilakukan M Nuh.

"Saya selalu percaya betul, bahwa setiap peristiwa pasti ada makna, setiap musibah pasti ada berkah," kata Bamsoet, Jumat (22/5/2020).

Dia pun menuturkan, jika tanpa sosok M Nuh, harga motor tersebut tak mungkin mencapai Rp 2 milliar lebih.

"Tanpa M Nuh yang ngeprank tadi, saya yakin dan percaya harga motor listrik Presiden ini tidak bisa mencapai Rp 2,5 miliar lebih," ungkap Bamsoet.

Dia pun mengucapkan terima kasih kepada sosok M Nuh itu, lantaran rating acara menjadi tinggi dan harga lelang melambung jauh dari target awal.

"Jadi suka tidak suka, siapa pun Anda Saudara Prank, saya dari mimbar ini menyampaikan terima kasih. Karena berkat Anda, niat baik kami untuk menolong saudara-saudara kita yang lain, itu bertambah besar," tegas Bamsoet.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya