Bursa Saham AS Bergerak Variatif Menanti Hasil Pengembangan Vaksin Covid-19

Bursa saham AS ditutup sedikit berubah pada hari Jumat

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Mei 2020, 06:30 WIB
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham AS ditutup sedikit berubah pada hari Jumat karena investor membatasi keuntungan selama seminggu di tengah optimisme vaksin coronavirus dan AS membuka kembali ekonominya.

Dikutip dari laman CNBC, Sabtu (23/5/2020), S&P 500 naik 0,2 persen menjadi 2.955,45 sedangkan Dow Jones Industrial Average tergelincir 8,96 poin, atau melemah dari 0,1 persen, menjadi 24.465,16. Nasdaq Composite mengungguli, naik 0,4 persen menjadi 9.332,59.

Untuk minggu ini, Dow naik 3,3 persen untuk membukukan kinerja mingguan terbaik sejak 9 April. S&P 500 dan Nasdaq juga naik lebih dari 3 persen minggu ini. Russell 2000, yang melacak saham-saham berkapitalisasi kecil, mengalahkan indeks kapitalisasi besar minggu ini dengan lonjakan lebih dari 7 persen.

Berita tentang perkembangan vaksin dari Moderna mengirim ekuitas menguat awal pekan ini, dengan Dow melonjak lebih dari 900 poin pada hari Senin.

Moderna mengatakan semua 45 peserta dalam uji coba vaksinnya telah mengembangkan antibodi coronavirus. Reuters melaporkan Jumat, mengutip para ilmuwan yang memimpin program, AS sedang mengerjakan upaya yang melibatkan lebih dari 100 ribu sukarelawan untuk menguji kandidat vaksin yang menjanjikan.

"Minggu ini dimulai dengan sangat kuat dan menempatkan kami pada lintasan saham yang baik," kata Matt Stucky, manajer portofolio ekuitas di Northwestern Mutual.

 

 


Perkembangan Vaksin

Reaksi pasar negatif terhadap penyelesaian utang Yunani membuat indeks saham Dow Jones merosot 348,66 poin ke level 17.598.

Pada hari Jumat, Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan kepada NPR bahwa data vaksin Moderna terlihat menjanjikan. Saham Moderna naik lebih dari 2 persen usai komentar itu.

Fauci kemudian mengatakan kepada "Halftime Report" CNBC bahwa ia antusias tentang pembukaan kembali ekonomi.

"Kami tidak bisa lockdown untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga Anda dapat melakukan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki dan memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan, termasuk konsekuensi untuk kesehatan," kata Fauci.

"Karena alasan itulah pedoman telah diajukan sehingga kota dan negara bagian dapat mulai memasuki kembali pembukaan kembali," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya