Pengusaha Usul Skema New Normal Gunakan Sistem Zonasi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana menerapkan skema new normal atau kehidupan baru di Tanah Air.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mei 2020, 17:30 WIB
Seorang pengguna KRL menjalani pemeriksaan kesehatan di Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa (4/2/2020). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan sosialisasi tentang pencegahan penyebaran virus corona sambil membagikan masker secara gratis kepada penumpang. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana menerapkan skema new normal atau kehidupan baru di Tanah Air. Artinya masyarakat kembali beraktivitas secara normal sebelum wabah Covid-19 namun, tetap menerapkan protokol kesehatan.

Menanggapi hal itu, Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sutrisno Iwantono mendukung penuh pelaksanaan skema new normal di tengah pandemi Corona. Namun, pelaksanaannya harus mempertimbangkan aspek zonasi wilayah.

"Pelaku usaha akan kooperatif. Tapi aspek zonasi harus diutamakan, itu syarat utamakan," ujarnya saat dihubungi Merdeka.com, Sabtu (23/5/2020).

Menurutnya sampai saat ini masih banyak daerah di Indonesia yang berstatus zona merah wabah corona atau covid-19. Artinya daerah tersebut masih berjuang untuk membebaskan diri dari permasalahan wabah ini yang kian meluas. 

Selain itu, pelaksanaan new normal pada daerah dengan status zona merah dianggap membahayakan faktor kesehatan masyarakat. Mengingat sifat penularan virus covid-19 begitu cepat dan masih belum ditemukannya vaksin penawar untuk mengobati orang yang terpapar virus ini.

"Maka, amat berbahaya jika new normal mengabaikan faktor zonasi. Sekali lagi ini pra syaratnya," jelas dia.

 


Dampak Positif ke Ekonomi

Anak-anak mendapat makanan gratis di Sudirman, Jakarta, Jumat (8/5/2020). Bagi-bagi makanan ini sebagai bentuk kepedulian untuk pengemudi ojol dan warga sekitar yang terdampak kebijakan penanganan virus corona, seperti work frome home dan physical distancing. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kendati demikian, Dia berharap penerapan new normal dapat membawa dampak positif bagi recovery ekonomi nasional. Setelah Indonesia hanya mencatatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2020 sebesar 2,97 persen. 

Namun, ia berujar bahwa new normal tak serta merta dapat dirasakan manfaatnya dalam waktu singkat. Sebab, diperlukan adaptasi bagi seluruh pelaku usaha dalam menjalankan roda bisnisnya di tengah pandemi yang masih berlangsung.

"Sehingga, penerapan protokol kesehatan  menjadi suatu keharusan bagi seluruh masyarakat. Ini kalau mau tercapai tujuan new normalnya," tandasnya. 

Sulaeman

Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya