Lawan Corona COVID-19, Turki Terapkan Jam Malam Selama Libur Lebaran

Turki memberlakukan jam malam nasional empat hari selama liburan Idul Fitri, yang dimulai Jumat 22 Mei 2020 tengah malam, untuk mencegah penyebaran virus corona

oleh Hariz Barak diperbarui 24 Mei 2020, 07:20 WIB
Petugas medis merawat bayi berusia 45 hari di Rumah Sakit Prof. Cemil Tascioglu Okmeydani di Istanbul, Turki, Selasa (12/5/2020). Bayi itu keluar dari ICU rumah sakit tersebut kota terbesar di Turki, pada Selasa (12/5) setelah menjalani perawatan infeksi COVID-19 selama sembilan hari. (Xinhua)

Liputan6.com, Ankara - Turki memberlakukan jam malam nasional empat hari selama liburan Idul Fitri, yang dimulai Jumat 22 Mei 2020 tengah malam. Kebijakan itu dilakukan untuk mengekang penyebaran pandemi virus corona baru yang telah merenggut 4.200 nyawa di negara itu.

Meskipun Turki biasanya mengumumkan jam malam di akhir pekan di kota-kota besar, kebijakan ini akan mencakup semua negara selama empat hari untuk memasukkan libur Idul Fitri yang menandai akhir bulan suci Ramadan, demikian seperti dikutip dari Anadolu Ajansi, Minggu (24/5/2020).

Pasar, toko kelontong, pedagang sayur, dan tukang daging akan terus beroperasi dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore waktu setempat pada 23 Mei, tetapi mereka akan ditutup pada 24-26 Mei.

Juga, toko roti akan tetap buka selama jam malam empat hari.

Jam malam pertama diumumkan pada 11-12 April dan diikuti oleh yang lain dalam beberapa minggu terakhir.

Hingga Jumat, Turki melaporkan total 154.500 kasus virus corona, termasuk 116.111 pemulihan.

Simak video pilihan berikut:


Situasi Global

Petugas medis menggendong bayi berusia 45 hari di Rumah Sakit Prof. Cemil Tascioglu Okmeydani di Istanbul, Turki, Selasa (12/5/2020). Bayi itu keluar dari unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit tersebut pada Selasa (12/5) setelah menjalani perawatan infeksi COVID-19 selama sembilan hari. (Xinhua)

Sejak pertama kali muncul di China Desember lalu, coronavirus novel telah menyebar ke setidaknya 188 negara dan wilayah.

AS, Rusia, Brasil, dan beberapa negara Eropa saat ini merupakan yang paling terpukul di dunia.

Pandemi telah menewaskan lebih dari 336.400 orang di seluruh dunia, dengan lebih dari 5,17 juta kasus dikonfirmasi, sementara pemulihan mendekati 2 juta, menurut angka yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins AS.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya