Legitnya Daging Malbi Khas Palembang Pendamping Ketupat Lebaran

Daging malbi menjadi salah satu menu kuliner khas Palembang dengan rasa yang manis dan legit.

oleh Nefri Inge diperbarui 24 Mei 2020, 07:00 WIB
Lezatnya menu Malbi Palembang yang menjadi kuliner khas warga Sumsel jelang lebaran (Dok. Humas Malbiqu Malbi Palembang / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Jika di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) ada daging rendang dengan rasa pedas dan legit. Di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pun, mempunyai menu yang hampir sama yaitu daging malbi Palembang.

Menu ini menjadi salah satu kuliner khas Palembang, yang biasanya disajikan di acara-acara besar, seperti pesta pernikahan hingga Idul Fitri. Olahan daging sapi ini, diproduksi dengan rasa manis yang nikmat.

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat menu malbi ini, yaitu daging sapi bagian has luar atau Sirloin, bumbu dapur dan rempah khas Indonesia serta kecap yang menjadi bahan pemanisnya.

Pembuatan Malbi Palembang ini juga harus telaten. Karena proses pemasakannya bisa memakan waktu empat jam, agar bumbunya benar-benar meresap ke daging.

Daging malbi ini juga biasanya dikonsumsi dengan nasi minyak. Namun saat lebaran, menu ini sangat tepat sebagai pendamping ketupat lebaran. Dengan rasa manis yang pas, resapan bumbunya pun akan terasa saat daging malbi mulai dikunyah di mulut.

Muhammad Yunus Obay (40), salah satu pelaku usaha kuliner di Palembang, sudah sejak lama menjajakan menu tradisional ini di tempat usahanya. Racikan resep keluarga turun temurun, membuat menu ini terasa nikmat dan banyak digemari pelanggannya.

Saat wabah Corona Covid-19 melanda Sumsel, usahanya pun mandek. Dia lalu memikirkan bagaimana cara untuk kembali membuka usaha, di tengah krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Obay, sapaan akrabnya, akhirnya melirik potensi pengembangan menu ini menjadi lebih luas. Dia lalu berinisiatif membuat Malbi Palembang kemasan, yang mudah dikonsumsi kapan pun.

“Karena wabah Covid-19, kita harus penerapkan Work From Home (WFH). Saya lalu terpikir, untuk membuat malbi kemasan dari rumah, sehingga bisa terus berbisnis meski pun di dalam rumah,” ucapnya kepada Liputan6.com, Sabtu (23/5/2020).

Malbi kemasan yang diberi nama Malbiqu Palembang, akhirnya diproduksi secara rumahan. Karena menu ini sulit didapatkan, kehadiran Malbiqu menjadi jawaban akan kebutuhan para penggemar kuliner khas ini.

Obay memproduksi Malbi Palembang dengan tiga jenis paket, yaitu 250 gram seharga Rp85.000, paket 500 gram seharga Rp155.000 dan paket 1 Kilogram seharga Rp300.000.

 


Aneka Rempah Tradisional

Proses pembuatan Malbi Palembang yang menjadi kuliner khas Sumsel (Dok. Humas Malbiqu Malbi Palembang / Nefri Inge)

Ternyata, respon para pecinta kuliner Malbi Palembang ini sangat tinggi. Bahkan dalam sehari, Obay bisa memproduksi maksimal 20 Kg daging Malbi.

“Kita produksi dari akhir bulan Maret 2020, responnya sangat bagus. Bahkan Malbiqu banyak dipesan dari luar Sumsel, hingga ada pemesan dari Kota Makassar,” ujar Obay, yang juga berprofesi sebagai pengusaha kafe dan fotografer.

Malbiqu kemasan ternyata bisa bertahan cukup lama, yaitu selama 3 bulan jika disimpan di dalam freezer dan 4 hari di suhu kamar.

Untuk menjaga kualitas produknya, Obay menggunakan sistem vacum untuk pengemasannya. Lalu dia tidak menggunakan pengawet, pewarna dan pemanis buatan, agar rasa khas rempah-rempahnya terasa lebih orisinil.


Malbi Palembang Kemasan

Muhammad Yunus Obay menciptakan Malbi Palembang kemasan dengan merk Malbiqu (Dok. Humas Malbiqu Malbi Palembang / Nefri Inge)

“Kita gunakan metode pengemasan sterilisisasi, jadi seperti frozen food. Kita pakai bahan berkualitas, semuanya alami dan bisa dikonsumsi semua usia. Dan baru kita pertama kali yang memproduksi malbi kemasan,” katanya.

Warga kawasan Plaju Palembang ini juga mempromosikan produknya di media sosial, seperti Facebook dan Instagram dengan akun Malbi Palembang.

Besarnya peluang usaha ini, membuat pria keturunan Palembang-India ini kebanjiran permintaan reseller. Namun karena produksinya masih terbatas, dia belum membuka kesempatan kerjasama tersebut.

“Banyak yang mau jadi reseller saya, tapi saat ini belum bisa. Namun kita ada rencana mengembangkan usaha, agar bisa semakin meluas. Serta ini cara saya untuk terus melestarikan kuliner khas Palembang dan memperkenalkannya di pasar nasional,” ucap ayah tiga anak ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya