Gubernur dan Wagub Jatim Tak Gelar Open House

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh warga Jatim untuk sama-sama berdoa agar badai COVID-19 bisa cepat berlalu.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 24 Mei 2020, 12:32 WIB
Konferensi pers perkembangan kasus virus corona baru yang memicu COVID-19 di Gedung Grahadi, Rabu (29/4/2020) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyatakan, pihaknya tidak menggelar open house seperti dilakukan pada perayaan idulfitri tahun-tahun sebelumnya.

Open house saat Lebaran biasa dilakukan di Gedung Negara Grahadi dan juga di kediaman pribadi Khofifah Indar Parawansa di kawasan Jemursari. Akan tetapi, pada 2020 karena sedang ada pandemi COVID-19, open house ditiadakan untuk mencegah kerumunan.

"Setiap kerumunan punya potensi penularan virus. Maka di 1 Syawal 1441 H ini silaturahmi secara online saja. Di Grahadi juga kami pastikan tidak akan ada open house seperti tahun lalu. Saya tidak melakukan open house, baik di Grahadi maupun di kediaman pribadi," tegas Khofifah, Sabtu (23/5/2020).

Ini karena saat open house masyarakat Jatim dari banyak daerah datang ke Grahadi dan melakukan halalbihalal. Mereka bisa datang bahkan dari pelosok Jawa Timur. "Pak Wagub juga begitu. Kami sepakat tidak menggelar open house," tambahnya.

Ia mengajak seluruh warga Jatim untuk sama-sama berdoa agar badai COVID-19 bisa cepat berlalu. Semua aktivitas bisa kembali normal seperti sebelum terjadi pandemi.

Saksikan Video di Bawah Ini


Gelar Takbiran Online

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) menggelar takbiran akbar online di malam Hari Raya Idul Fitri 2020, Sabtu, 23 Mei 2020.

Tidak hanya akan diikuti seluruh warga di penjuru Jatim, tetapi juga warga Jatim yang berada di luar negeri, yang mewakili lima benua yakni Hong Kong, Jerman, Australia, Maroko dan Amerika Serikat. Takbiran akbar online tersebut dilaksanakan via zoom. 

Di Hong Kong, takbiran akan dilaksanakan secara live di Masjid Tsim Tsa Tsui Hong Kong bersama warga Jatim dan Pengurus Cabang Istimewa Muslimat NU Hong Kong. Di Jerman, akan dilakukan secara live bersama Gus Oding dari Jombang, Mahasiswa S3 di KIT Jerman, alumni ITS dan Cicit KH Bisyri Syansuri. 

Ada pun di Belanda, takbiran akan dilakukan bersama Dwi Resty Ariesta Dewi dari Surabaya yang tengah menempuh S3 di University of Twente, Nederland. 

Sedangkan di Australia, takbiran online akan dipimpin oleh Imam Malik dari Banyuwangi, yang sedang menempuh S3 di Western Sydney University. Di Maroko, takbiran akan dilaksanakan oleh Alfian Iqbal Zahasfa dari Jember- Mahasiswa S3 Universitas Dar El Hadith El Hassania – Rabat.

Sementara di Amerika Serikat, takbiran online akan dilakukan bersama Dimas Iqbal Romadlon dari Kota Batu, yang tengah menempuh S3 di University of Washington, Seattle, Amerika. 

"Tetap meriah, tetap semarak meskipun pelaksanaannya dilakukan dengan cara berbeda. Kita manfaatkan semua fasilitas teknologi yang dimiliki," ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Sabtu, 23 Mei 2020.

Sementara itu, takbiran secara online juga akan diikuti oleh sejumlah tim medis di Rumah Sakit Dr. Soetomo Milik Pemprov Jatim, tim check point PSBB di Bundaran Waru, TNI/Polri, Bupati Sampang H Slamet Junaidi, Bupati Probolinggo Hj Puput Tantriana Sari, dan Walikota Mojokerto Hj Ita Puspitasari. 

Ketua DPD RI La Nyala Mataliti, Wagub Jatim Emil Dardak, Ketua DPRD Jatim Kusnadi, Kapolda Irjen Pol M Fadil, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah, Pangkoarmada II Laksda TNI Heru Kusmanto, dan Kepala Kanwil Kemenag Jatim  serta Kajati Jatim juga dijadwalkan ikut serta dalam acara tersebut. 

"Semua elemen kami coba rangkul ikut serta, termasuk paguyuban-paguyuban warga Jatim yang ada di Jakarta dan tidak bisa mudik tahun ini," ujar dia.

Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim telah secara tegas melarang takbiran keliling guna mencegah dan memutus mata rantai penularan COVID-19.  Khofifah juga meminta masyarakat untuk tidak melakukan tradisi lebaran berupa bersalaman secara langsung di tengah pandemi COVID-19.

"Untuk sementara, selama pandemi ini belum berakhir sebaiknya tidak melakukan kontak fisik, berupa jabat tangan maupun "cipika-cipiki". Sebagai gantinya bisa melakukannya dengan telepon, whatsapp, sms, video call, dan lain sebagainya," ujarnya. 

Khofifah mengatakan, kondisi pandemi ini sangat berbahaya jika ada kerumunan dan kontak fisik. Khofifah juga meminta untuk tidak melakukan tradisi berkunjung ke sanak saudara saat Lebaran.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya