Liputan6.com, Jakarta Bacaan takbiran selalu bergema menjelang Idul Fitri. Bacaan takbiran ini mulai dikumandangkan pada malam 1 Syawal hingga dilaksanakannya salat Idul Fitri. Di Indonesia, momen ini dikenal dengan takbiran. Di sejumlah daerah, takbiran digelar dengan meriah dan telah berlangsung selama puluhan tahun.
Lazimnya pada malam takbiran, umat Islam tumpah ruah ke jalan untuk menyambut sukacita Lebaran. Melafalkan bacaan takbiran menjelang Idul Fitri juga merupakan salah satu dari sunah Rasulullah. Bacaan takbiran juga termasuk dalam salah satu bacaan zikir. Dengan begitu ketika melantunkan takbir, seseorang sudah berzikir kepada Allah.
Advertisement
Bacaan takbiran tentunya mempunyai keistimewaan tersendiri. Salah satu keistimewaannya adalah lafalnya yang berbeda dari takbir yang biasa diucapkan saat salat. Agar lebih memahami esensi bacaan takbiran saat Idul fitri, simak ulasan Liputan6.com dari berbagai sumber mengenai bacaan takbiran.
Mengenal Bacaan Takbiran
Dilansir dari NU Online, pembacaan takbir terbagi dua macam yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad. Takbir mursal adalah pembacaan takbir yang tidak terikat waktu, karena dianjurkan sepanjang malam. Seperti takbir di malam Idul Fitri dan Idul Adha.
Waktu melaksanakan takbir mursal dimulai dari terbenamnya matahari malam Id hingga imam melakukan takbiratul ihram salat Id, meliputi Idul Fitri maupun Idul Adha.
Adapun takbir muqayyad adalah takbiran yang terbatas pada waktu, seperti pembacaan takbir setiap selesai salat lima waktu selama hari raya Idul Ada dan hari tasyrik, 11, 12 dan 13 Zulhijah. Waktu pembacaannya adalah setelah sembahyang Subuh hari Arafah (9 Zulhijah) hingga ashar akhir hari Tasyriq (13 Zulhijah).
Anjuran pembacaan takbir ini berlandaskan pada surat al-Baqarah ayat 185:
"Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."
Takbir pada saat Idul Fitri termasuk dalam takbir mursal. Menggemakan takbir pada malam Idul Fitri merupakan salah satu amalan menghidupkan hari raya. Amalan menghidupkan hari raya adalah amalan istimewa penyempurna Ramadan. Hal ini tertuang pada hadis yang berbunyi:
“Barangsiapa yang menghidupkan malam hari raya, Allah akan menghidupkan hatinya di saat hati-hati orang sedang mengalami kematian."
Advertisement
Bacaan takbiran
Pembacaan takbir secara singkat dan umum diketahui masyarakat berbunyi:
اللهُ اكبَرْ, اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُوَِللهِ الحَمْد
Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahil-hamd.
Artinya:
Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tidak ada tuhan melainkan Allah, dan Allah maha besar, Allah maha besar dan segala puji bagi Allah.
Sementara itu ada pula bacaan takbir yang lebih panjang dan lengkap.
اللهُ اكبَرْ كبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا, لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه, مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن, وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون, وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن, وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن, لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه, صَدَق ُوَعْدَه, وَنَصَرَ عبْدَه, وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه, لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُ وَِللهِ الحَمْ
Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. allaahu akbar wa lillaahilhamd.allaahu akbar kabiiraw wal hamdu lillaahi katsiiraa wasubhaanallaahibukrataw wa ashiilaa. laa ilaaha illallaahu walaa na'budu illaa iyyaahu mukhlishiina lahud-diina walau karihal kaafiruun. laa ilaaha illallaahu wahdahu shadaqa wa'dahu wa nashara abdahu wa a'azza jundahu wa hazamalahzaaba wahdah. laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. allaahu akbar wa lillaahil-hamd.
Artinya:
"Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tidak ada tuhan melainkan Allah, dan Allah maha besar, Allah maha besar dan segala puji bagi Allah. Allah maha besar dan aku mengagungkan Allah dengan besar-besar keagungan. Dan segala puji bagi allah dan kami memuji Allah sebanyak-banyaknya. Maha suci Allah pada pagi dan petang, tidak ada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang kami sembah kecuali hanya Allah, dengan ikhlas kami beragama kepadanya, walaupun orang-orang kafir membenci. Tidak ada tuhan melainkan Allah sendirinya, benar janjinya, dan dia menolong hambanya, dan dia mengusir musuh nabinya dengan sendirinya, tidak ada Tuhan melainkan Allah. Allah maha besar Allah maha besar dan baginya segala puji."
Keutamaan melantunkan bacaan takbiran menjelang Idul Fitri
Dalam kitab Fathul Qarib disebutkan bahwa disunahkan untuk menggemakan takbir pada malam hari raya. Sunah ini ditujukan untuk semua orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan, mukim ataupun musafir, sedang berada di rumah, masjid, ataupun di pasar. Muhammad bin Qasim Al-Ghazi mengatakan:
“Disunahkan takbir bagi laki-laki dan perempuan, musafir dan mukim, baik yang sedang di rumah, jalan, masjid, ataupun pasar. Dimulai dari terbenam matahari pada malam hari raya berlanjut sampai salat Idul Fitri. Tidak disunahkan takbir setelah salat Idul Fitri atau pada malamnya, akan tetapi menurut An-Nawawi di dalam Al-Azkar, hal ini tetap disunahkan.”
Sunah menggemakan bacaan takbiran saat malam Lebaran dikemukakan oleh Rasulullah SAW dalam hadisnya yang berbunyi:
"Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir"
Sementara itu, anjuran memperbanyak takbir ini sepadan dengan imbalan yang dijanjikan karena sabda Rasulullah SAW:
"Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya (fitri dan adha) karena hal dapat melebur dosa-dosa."
Disunahkan pula untuk melantunkan takbir selama menuju tempat salat. Tak perlu lantang saat melantunkannya, melantunkan dengan suara lirih atau cukup di dalam hati juga dianjurkan.
Penulis : Anugrah Ayu Sendari
Advertisement