BMKG Ungkap Sebab Gempa Pangandaran, Garut, Cilacap Minggu Siang Tadi

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan kekuatan gempa dari M 5,1 menjadi M 5,0.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 24 Mei 2020, 15:22 WIB
Hari ini, Jumat, 30 Desember 2016, gempa guncang Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. (Ilustrasi Gempa: cdn.abclocal.go.com)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa mengguncang Pangandaran hingga Cilacap, Jawa Barat, pukul 14.11.40 WIB, Minggu (24/5/2020), tepatnya di Samudera Hindia Selatan Jawa. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan kekuatan gempa dari M 5,1 menjadi M 5,0.

Episenter gempa itu terletak di laut dengan jarak 98 km arah selatan Garut, Jawa Barat. Pusat gempa berada di kedalaman 68 km. Episenter adalah titik gempa di permukaan bumi tepat di atas hiposenter (pusat gempa).

BMKG menyebut, gempa ini merupakan jenis gempa menengah. Hal tersebut berdasarkan pengamatan lokasi episenter (pusat gempa) dan kedalaman hiposenternya. 

"Gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam siaran tertulis BMKG soal gempa siang tadi, Minggu (24/5/2020).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Dampak Gempa

BMKG menyebut, guncangan gempa ini dirasakan di daerah Garut dan Pangandaran dengan skala III MMI. Artinya, getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu.

Getaran dengan skala II-III MMI juga dirasakan di Cilacap. Artinya, getaran dirasakan nyata dalam rumah dan seakan ada truk berlalu.

Sementara di Parongpong, getaran dirasakan dengan skala I-II MMI yang artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," jelas Rahmat.

BMKG menyebut, hingga pukul 14.38 WIB tadi, belum ada gempa susulan (aftershock).

 


Imbauan

BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," kata Rahmat Triyono.

Selain itu, pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya