Liputan6.com, Palembang - Suara deru kendaraan berlalu lalang terdengar jelas dari depan Taman Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat, di Jalan Bambang Utoyo Palembang Sumatera Selatan (Sumsel).
Meskipun tak sepadat tahun-tahun sebelumnya, namun komplek pemakaman ini tetap ramai dikunjungi para peziarah di hari pertama Idul Fitri 1441 Hijriah, Minggu (24/5/2020) pagi.
Baca Juga
Advertisement
Seusai melaksanakan ibadah salat Idul Fitri di pagi hari, ratusan peziarah berbondong-bondong mendatangi TPU Kandang Kawat Palembang, untuk mengunjungi makam keluarganya.
Tak jarang para peziarah mengunjungi TPU Kandang Kawat Palembang, dengan berboncengan menggunakan kendaraan roda dua, atau pun menaiki mobil dengan jumlah penumpang yang padat.
Dari pantauan Liputan6.com, tidak ada juga pos pantau bahkan aparat kepolisian yang mengawasi lokasi ini.
Tradisi ziarah kubur di Kota Palembang ini, selalu dilakukan para peziarah saat lebaran. Kentalnya tradisi ini pun, mengalahkan aturan-aturan yang sudah dirancang di Peraturan Wali Kota (Perwali) Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Palembang.
Tidak ada social distancing, masih ada yang enggan memakai masker, serta minimnya penggunaan hand sanitizer, kian melemahkan aturan PSBB dalam tradisi ini.
Banyak para peziarah datang bersama keluarga besar. Bahkan mereka berjalan di sepanjang jalan di pemakaman, dalam jarak yang dekat dengan peziarah lainnya.
Di sepanjang jalan di dalam komplek pemakaman, banyak pula para pengemis dadakan yang duduk berjejer berdekatan meminta sumbangan ke para peziarah.
Umi, warga Kecamatan Ilir Timur II Palembang mengatakan, tradisi ziarah tidak bisa hilang dari keluarganya, meskipun ada aturan PSBB dan ancaman tertularnya Corona Covid-19 di tengah keramaian.
“Susah untuk meninggalkan tradisi ini, karena semua keluarga juga ikut serta. Ya, kita hanya berserah diri saja kepada yang di atas saja,” ucapnya, saat membeli kembang kuburan di gerbang utama TPU Kandang Kawat Palembang.
Omset Pedagang Menurun
Namun, sepinya pengunjung makam ini, membawa dampak besar bagi para pedagang dan jasa kebersihan di TPU Kandang Kawat Palembang.
Seperti diungkapkan Dayat, yang berprofesi sebagai pembersih makam. Biasanya di hari pertama lebaran, dia bisa mengantongi sekitar Rp500.000, dari upah membersihkan makam keluarga peziarah.
“Biasanya sampai siang hari, bisa mengantongi sebanyak itu. Namun karena Corona Covid-19, peziarah pada sepi. Sampai siang ini hanya mengantongi Rp100.000,” katanya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Dewi, penjual kembang kuburan yang mengeluhkan pendapatannya menurun drastis.
Di setiap tahunnya saat hari pertama lebaran, ibu tujuh orang anak mampu meraup omset hingga Rp1 jutaan. Namun tahun ini terasa sepi dan hanya bisa mendapatkan untung ratusan ribu saja.
“Kalau dulu bisa Rp750.000 hingga Rp1 jutaan, tapi sekarang sepi pengunjung jadi pendapatan minim. Hanya dapat Rp300.000, itu juga harus bayar setoran bunga Rp180.000,” ungkapnya.
Advertisement