Liputan6.com, Jakarta - Salah satu raksasa otomotif dunia, Toyota, lebih dikenal sebagai pabrikan yang banyak memproduksi mobil seperti SUV, sedan, maupun MPV. Namun, bukan berarti jenama asal Jepang ini tidak memiliki sejarah dengan kendaraan yang lebih terbatas, seperti mobil sport.
Toyota sendiri memiliki Supra, yang merupakan sportcar yang cukup digemari oleh pecinta kecepatan. Ditarik sejarahnya, mobil ini lahir pertama kali pada 1978, yang masih menjadi satu keluarga dengan Celica, yang diberi nama Toyota Celica Supra atau Celica XX di negara asalnya.
Baca Juga
Advertisement
Nama XX sendiri yang dianut versi JDM atau Japan Domestic Market dirasakan tidak menjual di pasar Amerika Serikat, sehingga mendapatkan tambahan kata Supra. Selain tentunya untuk membedakan dari versi standar, dengan gaya lebih sporty dan bertenaga.
Mobil ini menggunakan mesin enam silinder inline yang sudah mengakar pada generasi pertama ini. Unit berkapasitas 2.800 cc ini mampu menghasilkan tenaga 116 Tk pada 4.800 rpm dan torsi 196 Nm pada 3.600 rpm.
Sedari awal, model Celica Supra diposisikan sebagai mobil sport yang bisa dipakai sehari-hari atau akrab dijuluki sebagai Pony Car. Ciri khas yang secara turun temurun diwariskan pada generasi berikutnya, adalah kap mesin panjang yang mengakibatkan area kabin terbatas.
Generasi Kedua
Pada 1981, generasi kedua Supra hadir di Jepang dan lanjut secara global satu tahun berikutnya. Tampilannya begitu aerodinamis di masanya, dengan lampu pop-up yang sedang menjadi trend saat itu.
Secara umum, Supra tampak tangguh dan maskulin. Tahun 1985 Supra secara resmi memisahkan diri dari Celica yang baru saja merilis generasi ketiga.
Generasi Ketiga
Generasi ketiga Supra lahir pada 1986, dan langsung mengundang animo pecinta mobil sport. Desain mengotak dan besar pada generasi sebelumnya digantikan oleh model yang lebih aerodinamis dan slim.
Masih memanfaatkan lampu depan pop-up dan gerak roda belakang sebagai trademark sebuah grand tourer, Supra begitu diterima di pasar Eropa dan Amerika. Pilihan mesin 2.000 cc, 2.000 cc turbo, dan 3.000 cc turbo membuat model ini layak diperhitungkan, di jajaran mobil sport yang ada saat itu.
Generasi Keempat
Toyota memutuskan untuk menghadirkan generasi keempat Supra pada 1993. Filosofi “Less is more” menjadi denyut nadi Mk4, kodenya di negara AS. Hasilnya sangat mengesankan karena ia mampu memberi fungsi aerodinamis lebih baik dan berhasil memangkas bobot bodi hingga 100 kg.
Mesin 3.000 cc turbo JZ Series yang legendaris dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga 320 dk pada 5.600 rpm dan torsi 427 Nm pada 4.200 rpm.
Penggunaan bahan aluminium dalam jumlah besar untuk mereduksi bobot pada Supra dengan kode sasis A80 ini, dan aplikasi fitur modern di zamannya seperti kontrol traksi membuat Supra begitu sukses menjadi idola saat itu. Bahkan, dengan postur bodi atletis dan modern, Supra tampil bak selebritis di banyak film Hollywood.
Salah satunya adalah franchise film Fast and Furious yang sukses di berbagai negara di dunia. Tahun 2002, Supra pamit mundur dari dunia sportscar.
Advertisement
Generasi Kelima
Sampai akhirnya pada 2014, tanda kembalinya Supra ke dunia sportscar mulai tampak, walau hanya dalam bentuk mobil konsep FT-1.
Proyek hasil kerjasama dengan BMW ini menciptakan pola sebuah mobil balap modern yang sarat inovasi teknologi namun masih mewarisi DNA Supra yang melegenda dan dihormati di masanya.
Butuh 17 tahun sebelum akhirnya Toyota kembali menghadirkan sang legendaris Toyota Supra kehadapan para pecinta mobil sport Jepang dengan merilis generasi ke-5 Toyota Supra di ajang Detroit Auto Show 2019.
Kemudian, di Indonesia, Toyota GR Supra diperkenalkan di ajang otomotif Internasional yang berlangsung di Tangerang, tahun lalu.