10 Kiper Paling Tangguh pada Era 1990-an: Dari Taffarel Hingga Schmeichel

Berikut ini 10 penjaga gawang tangguh yang bersinar pada era 1990-an. Siapa saja mereka?

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 25 Mei 2020, 10:10 WIB
Peter Schmeichel

Jakarta - Posisi kiper terkadang kurang mendapat sorotan dalam pertandingan sepak bola. Padahal, penjaga gawang selalu memiliki peran vital. 

Memiliki penjaga gawang yang tangguh bisa menghadirkan rasa aman di dalam tim. Imbasnya, tim juga akan lebih percaya diri dalam menyerang, karena merasa lini belakang sudah terlindungi.  

Di lapangan semua pemain punya peran yang sama penting. Bagaimana pun, sepak bola adalah permainan tim. Jika salah satu bermain buruk, maka yang lain juga kena imbasnya. Begitu juga dengan kiper. 

Setiap generasi memiliki pemain hebat masing-masing, termasuk pada era 1990-an. Pada periode itu muncul striker, gelandang, bek, hingga kiper-kiper berkemampuan luar biasa. 

Pada era 1990-an banyak kiper hebat bermunculan. Ada yang akhirnya menjadi legenda, tapi ada juga kiper yang melakoni karier yang biasa-biasa saja. 

Siapa saja kiper hebat dan tangguh pada era 1990-an. Berikut ini 10 penjaga gawang tangguh yang bersinar pada era 1990-an, seperti dilansir Planet Football:

 


10. Claudio Taffarel

Claudio Taffarel

Brasil bukan dikenal sebagai produsen kiper-kiper hebat. Namun, Claudio Taffarel bisa menjadi pengecualian. Hanya tiga pemain, yaitu Cafu, Roberto Carlos, dan Lucio, yang punya caps lebih banyak dibanding Taffarel untuk Timnas Brasil. 

Karier internasional Taffarel dimulai pada 1988, dan turnamen besar pertamanya adalah Copa America 1989. Dia total tampil pada lima edisi Copa America dan dua Piala Dunia. Dia menjadi penjaga gawang utama ketika Brasil menjuarai Piala Dunia 1994 dan kalah dari Prancis pada final Piala Dunia 1998. 

Di level domestik, Taffarel menghabiskan kariernya di Italia, Brasil, dan Turki. Dia merumput selama tiga tahun di Galatasaray pada 1998-2001, dengan memenangi dua gelar liga, dua turnamen domestik, dan Piala UEFA serta Piala Super Eropa. 

 

 


9. David Seaman

(AFP/Daniel Garcia)

David Seaman tak diragukan merupakan salah satu kiper Inggris terbaik sepanjang masa. Dia juga menjadi pilar penting kesuksesan Arsenal di era Arsene Wenger. 

Seaman lebih banyak menikmati kesuksesan di level klub, dibanding saat memakai jersey Timnas Inggris. 

"Dia masih menjadi kiper terbaik di Inggris," kata Wenger tentang Seaman pada 2002. 

"Saya bangga terhadapnya. Dia menunjukkan ketenangan, otoritas, dan tanggung jawab di lapangan. Itulah yang Anda harapkan dari seorang profesional super," imbuh Wenger. 

 


8. Andreas Kopke

Andreas Kopke dinobatkan sebagai Kiper Terbaik Jerman pada 1993. Namun, dia baru menancapkan kuku sebagai kiper nomor satu Timnas Jerman pada Piala Dunia 1994. 

Dia tampil brilian pada Piala Eropa 1996, dan dinobatkan sebagai Kiper Terbaik Eropa dan Dunia pada tahun itu. Dia ingin pensiun setelah Piala Dunia 1998, supaya Oliver Kahn yang sedang berkembang bisa mengambil alih posisinya. Andreas Kopke kemudian didapuk menjadi pelatih kiper Timnas Jerman pada 2004.

 

 


7. Gianluca Pagliuca

Berbeda dengan Brasil, Italia justru dikenal sebagai produsen penjaga gawang mumpuni. Satu di antaranya adalah Gianluca Pagliuca. 

Pagliuca ikut memperkuat Timnas Italia pada tiga edisi Piala Dunia. Dia mencatat 13 dari 39 caps sepanjang 1994. 

Kiper berjuluk The Wall tersebut disebut sebagai penjaga gawang yang sangat modern. Dia pernah menjadi kiper termahal dunia ketika pindah dari Sampdoria ke Inter Milan pada 1994. Tercatat dia mengoleksi titel Serie A dan Piala Winners bersama Sampdoria, serta mencapai final Piala Champions pada 1992. 

Pagliuca kemudian pindah ke Bologna pada 1999, ketika usianya menjelang 33 tahun. Di Bologna dia masih memainkan lebih dari 300 pertandingan. 

 


6. Jose Luis Chilavert

(AFP/Philippe Huguen)

Jose Luis Chilavert memulai kariernya pada 1982. Penjaga gawang Paraguay itu baru gantung sarung tangan pada 2003. Chilavert menjadi kapten Paraguay pada dua edisi Piala Dunia dan tiga Copa America. 

Dia juga dinobatkan sebagai kiper terbaik dunia pada 1995, 1997, dan 1998. 

Namun, bukan itu saja warisan kehebatan Chilaverts. Dia dikenal sebagai kiper yang suka melakukan dribel di antara para bek, dengan gaya mirip Rene Higuita. Sang kiper juga dikenal karena keahliannya melakukan tendangan bebas dan menjadi algojo penalti.  

Pada 1999, dia menjadi kiper pertama dalam sejarah sepak bola yang mencetak hattrick. Sepanjang kariernya dia mengoleksi 67 gol. 

 


5. Thomas Ravelli

Thomas Ravelli menghabiskan hampir seluruh kariernya di Swedia bersama Oster and Goteborg, serta sempat merumput sebentar di MLS bersama Tampa Bay Mutiny.

Karier internasional Ravelli lebih moncer. Dia tampil apik pada Piala Dunia 1990, Piala Eropa 1992, dan Piala Dunia 1994. 

Pada Piala Dunia 1994, dia menggagalkan dua penalti Rumania, serta Swedia berhasil lolos ke semifinal. Pada tahun itu dia berada di urutan kedua daftar Kiper Terbaik Dunia. 

 


4. Edwin van der Sar

(AFP/Filippo Monteforte)

Beberapa orang bilang Edwin van der Sar mencapai puncak karier di Manchester United, tapi ada juga yang menyebut di Juventus. Namun, itu tidak masuk daftar era 1990-an. Dia baru tiba di Juventus enam bulan sebelum akhir dekade 1990-an. 

Namun, Van der Sar sudah masuk layak daftar kiper tangguh era 1990-an berkat penampilan apiknya di Ajax Amsterdam. Dia memenangi Piala UEFA 1992 dan Liga Champions 1995 di sana. Pria berkebangsaan Belanda itu juga dinobatkan jadi kiper terbaik Eropa pada 1995.  Dia juga ditahbiskan menjadi Kiper Terbaik Belanda sebanyak empat kali. 

 


3. Michel Preud’homme

(AFP PHOTO / KIRILL KU)

Michel Preud’homme memenangi gelar kiper terbaik Piala Dunia 1994, mengungguli Taffarel, Pagliuca, dan Ravelli. Dia merupakan kiper andalan Timnas Belgia. 

Dia hanya mencatat 58 caps bersama timnas selama 15 tahun karier internasionalnya yang berksudahan pada 1994. Tapi, dia masih bermain untuk Benfica hingga 1999. 

Michel Preud’homme memenangi penghargaan Pemain Terbaik Belgia pada 1987 dan 1989. Namun, 1994 merupakan puncak pencapaiannya. 

Selain terpilih masuk All Star Piala Dunia, dia juga dinobatkan sebagai Kiper Terbaik Eropa dan Dunia. Dia kemudian menjajal peruntungan dengan bermain di Benfica, alias menjadi kiper asing pertama di klub tersebut. Di Benfica dia dijuluki  ‘Saint Michel’. 

 


2. Oliver Kahn

(AFP PHOTO / PIERRE-PHILIPPE Marcou )

Nama Oliver Kahn tentu saja masuk daftar ini. Dia merupakan kiper paling tersohor dalam sejarah sepak bola Jerman. Dia memenangi delapan gelar Bundesliga, enam gelar turnamen domestik, Piala UEFA dan Liga Champions saat memperkuat Bayern Munchen. 

Kahn menyabet gelar Kiper Terbaik UEFA sebanyak empat kali, hingga rekornya dipatahkan Manuel Neuer tahun lalu. 

Kahn juga menjadi satu-satunya penjaga gawang yang meraih gelar pemain terbaik di Piala Dunia, tepatnya pada 2002. Dia juga dinobatkan oleh International Federation of Football History and Statistics (IFFHS) sebagai kiper terbaik kelima di abad ke-21. 

 


1. Peter Schmeichel

(AFP/Eric Cabanis)

Peter Schmeichel bukan hanya benteng tangguh di bawah mistar MU pada periode paling sukses klub tersebut. Tapi, dia merupakan ksatria dan juga inspirasi di Manchester United. 

Schmeichel menjadi kiper utama saat Manchester United meraih treble winners pada 1999. 

Komentar akurat dilontarkan Ferguson tentang Schmeichel pada 2000, ketika sang kiper dianugerahi gelar MBE.

"Itu luar biasa dan merefleksikan karier hebatnya. Dia bernilai luar biasa untuk klub ini. Rekornya menakjubkan. Selama di sini, dia tak pernah finis di bawah posisi kedua di liga, dan karier internasionalnya luar biasa," kata Ferguson. 

"Dia memenangi sekitar 102 caps dan memenangi Piala Eropa bersama Denmark yang merupakan pencapaian hebat. Dia memiliki karier yang menakjubkan dan saya bangga terhadapnya," imbuh Ferguson.

Sumber: Planet Football 

Disadur dari Bola.com (Yuse Mei Sawitri)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya