Terlalu Banyak Risiko, Perludem Berharap Pilkada 2020 Ditunda hingga 2021

Menurut Titi, penyelenggaraan pilkada seyogyanya juga memperhatikan unsur keselamatan dan kesehatan pihak-pihak yang terlibat didalamnya.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 25 Mei 2020, 12:20 WIB
Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraeni

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Aggraini menuturkan, Pilkada 2020 mempunyai banyak celah terjadinya kecurangan, salah satunya melalui Bantuan Sosial atau Bansos untuk warga terdampak Corona Covid-19.

"Ada pula risiko politisasi bantuan sosial, kontestasi yang tak setara bagi peserta pemilu petahana dan non petahana, dan turunnya partisipasi pemilih," kata Titi di Jakarta, Senin (25/5/2020).

Menurut dia, penyelenggaraan pilkada seyogyanya juga memperhatikan unsur keselamatan dan kesehatan pihak-pihak yang terlibat didalamnya.

"Jika penyelenggaraan pilkada tidak dapat memastikan keselamatan penyelenggara pemilu, peserta pemilu, dan pemilih, bijaknya tahapan pilkada ditunda ke 2021. Seharusnya kita menyelenggarakan pilkada untuk kepentingan kemanusiaan, yang hak atas keselamatan dan kesehatannya terjamin, bukan sebaliknya," ungkap Titi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Banyak Kerugian

Menurut dia, memaksakan penyelenggaraan pilkada di masa pandemi berpotensi menimbulkan lebih banyak mudarat daripada manfaat.

"Diantaranya, terpaparnya banyak orang yang terlibat dalam penyelenggaraan pilkada dengan Covid-19, politisasi bantuan sosial, kontestasi yang tak setara bagi peserta pemilu petahana dan non petahana, dan turunnya partisipasi pemilih," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya