Spanyol Mulai Hari Berkabung Nasional 10 Hari untuk Korban Virus Corona COVID-19

PM Spanyol Pedro Sanchez menetapkan hari berkabung nasional selama 10 hari bagi para korban Virus Corona COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mei 2020, 09:03 WIB
Seorang wanita duduk di pasar yang sepi di Barcelona, Spanyol, Rabu (29/4/2020). Pandemi virus corona COVID-19 mengakibatkan tingkat pengangguran Spanyol naik menjadi 14,4 persen pada kuartal pertama 2020. (AP Photo/Emilio Morenatti)

Liputan6.com, Madrid - Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez menetapkan hari berkabung nasional selama 10 hari bagi para korban Virus Corona COVID-19. Hari itu dimulai pada Selasa (26/5/2020).

Sanchez membuat pengumuman itu dalam sebuah siaran televisi sehari setelah Kementerian Kesehatan Spanyol memberikan izin kepada kawasan Madrid, wilayah metropolitan Barcelona, dan wilayah perkotaan Castilla-Leon untuk beralih ke Fase 1 dalam rencana empat tahap pelonggaran pembatasan karantina wilayah atau lockdown Spanyol.

"Mulai Selasa (26/5) pekan depan, ketika seluruh penjuru negeri memasuki Fase 1, pemerintah akan menyatakan hari berkabung resmi selama 10 hari, perkabungan terlama dalam sejarah demokrasi kita," kata Sanchez.

Lebih dari 28.600 orang di Spanyol telah meninggal akibat Virus Corona baru. Sebagai rasa berkabung, ia menyatakan, "bendera akan dikibarkan setengah tiang di seluruh bangunan publik serta semua kapal angkatan laut dan ketika pelonggaran tersebut berakhir, Kepala Negara akan memimpin penghormatan" bagi para korban.

Sanchez juga mengungkap, mulai Senin 25 Mei, setiap orang "akan dapat menemui keluarga dan teman-teman, yang tinggal di provinsi yang sama ... Toko-toko akan dibuka kembali dan jalanan akan kembali normal."

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Akui Pandemi Belum Berakhir

Seorang pria berjalan dengan anjingnya melewati bar yang tutup di Madrid, Spanyol, Selasa (28/4/2020). Pandemi virus corona COVID-19 mengakibatkan tingkat pengangguran Spanyol naik menjadi 14,4 persen pada kuartal pertama 2020. (AP Photo/Paul White)

Namun demikian, dia bersikeras bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir. "Kita hanya selangkah lagi dari kemenangan, namun virus tersebut belum hilang, kita harus mewaspadainya ... Kita masih berada dalam status darurat kesehatan dan lonjakan kasus baru bukanlah hal yang mustahil jika kita gagal mempertahankan perilaku yang tepat dalam beberapa bulan mendatang."

"Kita tidak boleh bertindak dengan rasa takut, tetapi dengan kehati-hatian dan tanggung jawab," ujar Sanchez, seperti dikutip dari Xinhua.

Meskipun dirinya menekankan perlunya mengendalikan aktivitas di sepanjang Juni, Sanchez mengatakan, sejak awal Juli mendatang, Spanyol akan "kembali membuka diri untuk kedatangan wisatawan asing dalam kondisi yang menjamin keamanan."

"Orang-orang dapat merencanakan liburan mereka. Kami akan menjamin para wisatawan tidak akan berisiko dan juga tidak akan memberikan risiko kepada kami, tidak ada toleransi antara kesehatan dan bisnis," tambahnya.

"Bar dan restoran serta pariwisata memiliki peran penting dalam perekonomian kita dan saatnya telah tiba. Saya ingin mengumumkan akan ada musim turis. Saya secara terbuka mengundang semua perusahaan di pantai dan di dalam negeri untuk bersiap memperbarui aktivitas mereka dalam beberapa hari mendatang," kata Sanchez. Dia menambahkan bahwa ajang sepak bola profesional juga akan diizinkan untuk kembali dimulai pada 8 Juni mendatang.

Pada Sabtu yang sama, ribuan pendukung partai sayap kanan Vox turun ke jalan menggunakan mobil di Madrid dan kota-kota besar Spanyol lainnya untuk memprotes pengelolaan pemerintah terhadap pandemi COVID-19. Di Madrid, mobil-mobil mereka memblokir beberapa jalan di pusat kota, sementara foto-foto menunjukkan para demonstran terkadang tidak mematuhi anjuran jaga jarak sosial atau social distancing.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya