Liputan6.com, Jakarta Singapura menurunkan secara drastis prediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini, dipicu merebaknya pandemi Virus Corona. Pada kuartal I 2020, ekonomi negara ini memang sudah mengalami kontraksi.
Ekonomi Singapura diperkirakan akan menyusut 4 persen sampai 7 persen pada tahun ini, menurut Departemen Perdagangan dan Industri negara tersebut, seperti melansir laman CNBC, Selasa (26/5/2020).
Advertisement
Penurunan prediksi pertumbuhan ekonomi secara resmi ini merupakan ketiga kalinya pada tahun ini. Proyeksi terakhir, produk domestik bruto Singapura akan terkontraksi antara 1 persen sampai 4 persen.
"Gangguan terhadap aktivitas ekonomi di negara-negara besar di dunia lebih parah dari yang diperkirakan," ujar pernyataan Departemen Perdagangan dan Industri Singapura. Prediksi ekonomi terakhir diumumkan pada Maret lalu.
Ia menjelaskan bahwa tindakan penguncian (lockdown) yang bertujuan untuk mencegah penyebaran Virus Corona atau Covid-19, telah merusak aktivitas ekonomi di negara-negara besar seperti AS, Eropa dan Cina.
Pelemahan ekonomi dikatakan akan terus berlanjut meski negara-negara di dunia membuka kembali lockdown, mengingat gelombang infeksi gelombang kedua dapat terjadi kembali, kata kementerian tersebut.
Bagi Singapura, itu berarti sektor-sektor berorientasi luar seperti manufaktur, perdagangan grosir, dan transportasi menjadi yang akan sangat terpukul.
Sementara perusahaan yang memberikan layanan kepada konsumen di bidan ritel dan makanan telah menderita sebagai akibat dari langkah-langkah penahanan di dalam negeri.
"Terlepas dari penurunan prediksi tersebut, masih ada tingkat ketidakpastian yang panjang dan signifikan serta seberapa parahnya wabah COVID-19, serta bagaimana proses pemulihan ekonomi, baik di ekonomi global dan Singapura," kata kementerian.
Kuartal pertama lebih baik dari prediksi
Penurunan perkiraan ekonomi terjadi ketika ekonomi di Asia Tenggara mencatat kontraksi 0,7 persen pada kuartal pertama dari tahun lalu, menurut kementerian.
Meski demikian, angka itu lebih baik daripada perkiraan awal resmi terjadi penurunan 2,2 persen dalam PDB dan perkiraan kontraksi 1,5 persen, menurut jajak pendapat Reuters.
Secara kuartalan, ekonomi Singapura menyusut sebesar 4,7 persen, lebih baik dari prediksi terkontraksi 7,4 persen menurut jajak pendapat Reuters.
Tercatat, kinerja manufaktur Singapura melonjak 6,6 persen dibandingkan tahun lalu. Layanan akomodasi dan makanan anjlok 23,8 persen dari tahun ke tahun. Transportasi dan penyimpanan turun 8,1 persen dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu, sementara keuangan dan asuransi naik 8 persen dari tahun lalu.
Negara-kota tersebut telah melaporkan salah satu jumlah kasus virus Corona terbanyak di Asia. Hingga Senin, Singapura telah mengkonfirmasi 31.960 kasus termasuk 23 kematian, menurut kementerian kesehatan.
Pemerintah Singapura memberlakukan tindakan lockdown sebagian yang disebutnya sebagai "pemutus sirkuit" pada awal April. Ini mencakup penutupan sementara sekolah dan sebagian besar tempat kerja. Langkah-langkah diatur secara bertahap akan digulirkan kembali bulan depan.
Untuk membantu kondisi ekonomi, Pemerintah Singapura mengumumkan 3 paket stimulus dan memperpanjang beberapa langkah dukungan bagi bisnis ketika lockdown diperpanjang melebihi rencana awal satu bulan.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan negara itu Heng Swee Keat diperkirakan akan mengumumkan lebih banyak dukungan bagi bisnis dan rumah tangga pada pekan ini.
Advertisement