Kasus Menurun di Sejumlah Negara, WHO Ingatkan Potensi Puncak Gelombang Kedua Corona

WHO mengatakan bahwa negara-negara yang kasus Virus Corona COVID-19 nya menurun masih dapat menghadapi "puncak kedua segera" jika mereka terlalu cepat menghentikan tindakan pencegahan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 26 Mei 2020, 15:02 WIB
Masker yang diproduksi di sebuah perusahaan alat kesehatan di Distrik Nan'an, Chongqing, 11 Februari 2020. China melakukan segala upaya untuk menjamin ketersediaan suplai medis dan barang-barang kebutuhan harian bagi warga di tengah perang melawan epidemi virus corona. (Xinhua/Wang Quanchao)

Liputan6.com, Jenewa- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan negara-negara dengan kasus Virus Corona COVID-19 sudah menurun masih dapat menghadapi "puncak gelombang kedua" pandemi. Hal itu berpotensi terjadi jika terlalu cepat menghentikan tindakan untuk meredam wabah. 

Dalam sebuah online briefing, Ketua Kedaruratan WHO, Dr. Mike Ryan menyampaikan, dunia masih berada di tengah-tengah gelombang pertama penyebaran Virus Corona, lalu juga mencatat bahwa sementara kasus-kasus menurun di banyak negara, virus itu masih meningkat di Amerika Tengah dan Selatan, Asia Selatan dan Afrika.

Epidemi sering datang dalam gelombang, menurut Dr. Mike, yang berarti bahwa wabah bisa kembali pada akhir tahun ini di tempat-tempat di mana gelombang pertama telah mereda.

Selain itu, dikatakan bahwa jika langkah-langkah untuk menghentikan gelombang pertama Virus Corona diangkat terlalu cepat, ada kemungkinan tingkat infeksi dapat naik lagi lebih cepat, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (26/5/2020). 

Saksikan Video Berikut Ini:


Peringatan Virus Corona Dapat Melonjak Kapan Saja

Seorang perawat mengenakan peralatan kerjanya untuk memulai shift di rumah sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, 12 Maret 2020. Para pekerja kesehatan Italia kelelahan setelah selama bermingu-minggu mereka yang berada di garda terdepan memerangi pandemi virus corona. (Paolo MIRANDA/AFP)

Dr. Mike Ryan mengatakan, "ketika kita berbicara tentang gelombang kedua secara klasik apa yang sering kita maksudkan adalah akan ada gelombang pertama penyakit dengan sendirinya, dan lalu muncul kembali berbulan-bulan kemudian. Itu mungkin menjadi kenyataan bagi banyak negara dalam waktu beberapa bulan."

Tak hanya itu, menurut Dr. Mike, kita juga harus juga harus menyadari fakta bahwa penyakit ini dapat melonjak kapan saja.

Negara-negara di Eropa dan Amerika Utara harus terus menempatkan kesehatan masyarakat dan langkah-langkah sosial, pengawasan, pengujian, dan strategi yang komprehensif guna untuk memastikan dapat melanjutkan lintasan menurun dan tidak memiliki puncak kedua secara segera, jelas Dr. Mike. 

Dalam beberapa pekan terakhir, banyak negara di Eropa dan negara bagian AS yang mengambil langkah untuk mencabut langkah-langkah lockdown, untuk menghambat penyebaran Virus Corona COVID-19. Tetapi, laporan mengatakan hal tersebut menyebabkan kerusakan parah pada ekonomi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya