Pentingnya APD dan Kedisiplinan untuk Ringankan Beban Tenaga Medis Tangani COVID-19

Dua dokter dan tiga perawat tutup usia di Surabaya, Jawa Timur karena Corona COVID-19.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Mei 2020, 20:06 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah tenaga medis terdiri dari dua dokter dan tiga perawat di Surabaya, Jawa Timur tutup usia karena pandemi Corona COVID-19.

"Kami kehilangan dua dokter, tiga perawat. Mereka wafat karena pandemi ini,” ujar Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Selasa (26/5/2020), pada program Silaturahome.

Risma mengatakan, biaya pengadaan alat pelindung diri (APD) cukup besar. Pihaknya mencoba adil sehingga rumah sakit di Surabaya, Jawa Timur baik rumah sakit rujukan dan nonrujukan mendapatkan APD.

"Kalau kami dapat bantuan 2.000 APD, saya bagi seluruh rumah sakit meski dibagi sedikit-sedikit, ada 20 RS rujukan dan 30 RS non rujukan, kita dahulukan yang RS rujukan, meski nonrujukan tak bisa ditinggal,” kata dia.

"Diperlukan APD dan disiplin untuk masalah penanganan supaya bisa meringankan beban tenaga medis tadi," ia menambahkan.

Sebelumnya, dua dokter di Surabaya yang meninggal karena COVID-19. Dr Boedhi Harsono menjadi dokter kedua yang tutup usia karena COVID-19. Mengutip Antara, dr Boedhi Harsono diketahui tidak lagi berpraktik setelah sakit stroke.

Sebelumnya, seorang dokter RSUD Soewandhie Surabaya, dr Berkatnu Indrawan Janguk meninggal di rumah sakit tempatnya bekerja pada Senin, 27 April 2020.

Kemudian ada perawat di Surabaya yang tutup usia karena terinfeksi COVID-19 antara lain Ari Puspita Sari, Perawat RS Royal Surabaya dan  Suhartatik Amd, Kep, Perawat di RSUD dr M Soewandhie Surabaya, Jawa Timur. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya