New Normal Tak Langsung Dongkrak Ekonomi Pasca Krisis Corona

Meski aktivitas ekonomi seperti pusat perbelanjaan akan kembali dibuka pada 5 Juni 2020 mendatang, bukan berarti perputaran uang bakal kembali normal

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Mei 2020, 12:30 WIB
Petugas melewati layar pemantau yang menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Dari 3.580 orang yang menghubungi Posko COVID-19 DKI Jakarta, ada 64 kasus kategori Orang Dalam Pantauan dan 56 Pasien Dalam Pengawasan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam menilai, tahap new normal tak serta merta akan membuat kegiatan perekonomian langsung terangkat pasca masa krisis virus corona (Covid-19).

Piter mengatakan, meski aktivitas ekonomi seperti pusat perbelanjaan akan kembali dibuka pada 5 Juni 2020 mendatang, bukan berarti perputaran uang bakal kembali normal seperti sedia kala.

"Dengan dibukanya kembali aktivitas ekonomi secara terbatas dengan protokol kesehatan, tidak juga berarti perekonomian akan segera naik, konsumsi kembali meningkat," ujar dia kepada Liputan6.com, Rabu (27/5/2020).

Dia pun mewajari langkah pemerintah yang mau berjudi dengan mengakhiri masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah seperti DKI Jakarta. Sebab, ketidakpastian akan pandemi corona akan semakin membuat roda perekonomian sulit berputar.

 


Meningkatkan Konsumsi Rumah Tangga

Pegawai pulang kerja berjalan di trotoar Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (12/5/2020). Pemerintah memberi kelonggaran bergerak bagi warga berusia di bawah 45 tahun untuk mengurangi angka pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi virus corona COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain itu, Piter juga menganggap, fase new normal akan sedikit mengangkat angka konsumsi masyarakat yang sempat tenggelam selama masa penyebaran Covid-19.

"Kalau dibandingkan kondisi normal konsumsi sudah pasti tetap turun. Tapi bisa dijaga turunnya tidak terlalu dalam (dengan dibukanya PSBB)," kata dia.

"Penurunan konsumsi selama wabah masih terjadi sudah tidak bisa dielakkan. Tapi pertimbangan pemerintah saya kira adalah (jawaban atas) ketidakpastian berapa lama wabah ini akan berlangsung," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya