Pemkot Surabaya Gelar 21.203 Rapid Test, 2.080 Dinyatakan Reaktif

Dari 2.080 orang yang dinyatakan reaktif dari rapid test, 1.155 orang sudah melakukan swab terkait Corona COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mei 2020, 11:00 WIB
Balai Kota Surabaya (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya telah menggelar 21.203 rapid test atau tes cepat hingga 25 Mei 2020. Langkah tersebut sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Corona COVID-19.

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, M.Fikser menuturkan, dari 21.203 rapid test, sebanyak 2.080 hasilnya reaktif. Bagi warga yang yang dinyatakan reaktif itu langsung dilakukan pemeriksaan swab.

“Dari 2.080 itu, yang sudah di swab sebanyak 1.155 orang. Sekarang sudah keluar hasilnya sebanyak 710 orang,” ujar Fikser, seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id, Rabu, (27/5/2020).

Fikser menyatakan, hasil swab 710 orang tersebut, terdiri dari 347 positif dan 363 sisanya adalah warga dengan hasil negatif. Namun begitu, ia juga mengaku saat ini pihaknya tengah menunggu sisa hasil swab yang belum keluar berjumlah 445 orang.

“Kita menunggu hasil (swab) tersebut. Mudah-mudahan secepatnya kita dapat menggunakan mobile PCR. Hasil swabnya sekitar 45 menit sudah bisa keluar,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Rincian Rapid Test

Petugas medis mengambil sampel darah saat screening test virus corona COVID-19 di Pasar Modern BSD, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/4/2020). Screening test pendeteksi dini tersebut dilakukan di 12 lokasi di Tangerang Selatan untuk menanggulangi COVID-19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Surabaya ini juga menuturkan, 21.203 orang yang telah dilakukan rapid test itu terdiri dari 2.969 tenaga kesehatan (nakes), 819 orang dalam pemantauan (ODP), 257 pasien dalam pengawasan (PDP), 12.617 orang tanpa gejala (OTG), serta orang dengan resiko (ODR) 4.541 orang.

"Semuanya dalam pantauan kami,” paparnya.

Fikser mengatakan, untuk memastikan pasien itu benar-benar sembuh dan bebas dari COVID-19, minimal mereka sudah dilakukan pemeriksaan swab dengan hasil negatif selama dua kali berturut-turut.

"Yang belum 2 kali swab negatif ya belum dikatakan sembuh. Baru setelah swab 2 kali negatif berturut-turut,” ujar dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya