Makna Ramadan dan Lebaran di Tengah Pandemi Bagi Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani memaknai, Ramadan adalah suatu ibadah yang memang didesain untuk membuat seluruh umat muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mei 2020, 14:00 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaknai Ramadan dan Lebaran tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dengan adanya pandemi virus corona yang melanda dunia termasuk Indonesia.

Hal tersebut diungkapkannya saat menggelar silaturahmi secara daring dengan seluruh keluarga besar Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Adapun pelaksanaan silaturahmi ini dilakukan dimasing-masing kediamannya dalam rangka menyambut hari kemenangan pasca Lebaran.

"Hari ini kita Alhamdulillah meraih hari kemenangan setelah satu bulan penuh melaksanakan ibadah puasa Ramadan," kata Sri Mulyani dikutip Rabu (27/5/2020).

Sri Mulyani memaknai, bulan Ramadan adalah suatu ibadah yang memang didesain untuk membuat seluruh umat muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ketaqwaan dan ketawakalan sebagai hamba-Nya akan diasah dan diuji selama melewati Ramadhan.

"Jadi dalam situasi hari ini, kita menghadapi covid-19 itu tantangan dan perjalanan ibadah menjadi sangat sesuai, bahwa kita diuji oleh sang pencipta dalam hadapi situasi luar biasa extraordinary," jelas dia.

Oleh karena itu di dalam lingkungan sangat luar biasa, Bendahara Negara ini berpesan agar masyarakat tetap bisa merayakan hari kemenangan usai menjalankan ibadah puasa atau Ramadan. Karena dalam perjalanan selama ibadah puasa, selurih umat telah menahan diri dari perbuatan tercela.

"Saya harap ini suatu simbol bagi kita semua umat manusia, bahwa dalam perjalanan kita harus menahan diri hawa nafsu dan segala emosi, menahan untuk berbuat dosa, berpikir jahat, berhati dengki, merasakan kemarahan, keputusasaan, ketakutan, rasa rasa itu kita bisa tahan karena kita percaya yang maha pencipta akan memberikan kemudahan," jelas dia.

Menurutnya, hari ini adalah menjadi simbol baik. Ada elemen kesucian dari dalam diri manusia yang telah dibasuh dari segala sifat-sifat nafsu tersebut. Ada kepasrahan karena sudah melakukan ikhtiar luar biasa yang pada akhirnya mempasrahkan diri untuk mendapatkan suatu solusi.

"Tapi juga ada elemen ketawakalan. Itu suatu resiliensi, rasa daya tahan, meskipun kita selalu menahan diri tapi kita tidak menyerah. Meski kita dalam situasi pasrah tapi itu bukan menyerah, itu resiliensi daya tahan kita Bahwa kita memiliki ketahanan, harapan, dan kita memiliki suatu ikhtiar tidak berhenti," jelas dia.


Harapan Sri Mulyani

Gaya salam Corona Ala Wapres Ma'ru Amin, Jusuf Kalla, dan Sri Mulyani (Kredit foto: Biro Sekretariat Istana Wakil Presiden)

Sri Mulyani juga berharap agar seluruh jajaran kemenkeu, baik di level pimpinan dan jajaran yang ada dibeberapa daerah tetap semangat menghadapi situasi seperti ini. "Saya harap kita semua tetap melihara semangat tadi, semangat untuk kita terus berikhtiar tapi sekaligus tawakal," katanya.

"Saya ingin menutup sekali lagi dengan sampaikan terima kasih saya. Rasa penghargaan saya. Syukur saya. Sebagai pimpinan dari jajaran Kemenkeu. Terima kasih ke Anda semua, terima kasih telah menjalankan tugas. Dan kita terus bersabar bersyukur dan berikhtiar. Minal aidin walfaidzin, maaf lahir dan batin," tutup Sri Mulyani.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya