Liputan6.com, Jakarta - Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menyampaikan adanya revisi terkait target capaian proyeksi Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (KPM BLT DD) yang awalnya sekitar 12 juta KPM menjadi 8 juta KPM, berdasarkan hasil realisasi di lapangan saat ini.
“Saya ingin menyampaikan juga ada revisi terkait target capaian BLT dana desa berdasarkan fakta lapangan,” kata Abdul dalam Konferensi pers virtual update Penyaluran BLT dana Desa, Rabu (27/5/2020).
Ia menjelaskan dari yang semula simulasi awal BLT Dana Desa selang pagu Dana Desa yang Rp0-800 juta dengan jumlah 21,778 desa, yang Pagu dana desanya Rp 2 triliun. Apabila 25 persen dari Pagu Dana Desa itu digunakan, maka akan diperoleh BLT Dana Desa senilai Rp 500 miliar yang bisa disalurkan untuk 281.166 Kepala Keluarga (KK) miskin.
Baca Juga
Advertisement
Kemudian desa dengan selang pagu dana desa Rp 800 juta-1,2 miliar, jumlah desanya ada 42,362 desa, dengan pagu dana desa yang tersedia berjumlah Rp 49 triliun, maka 30 persen dari Pagu dana desa yang digunakan diperoleh Rp 14 triliun yang bisa disalurkan untuk 8,2 juta KK miskin.
Lalu bagi selang pagu dana desa di atas Rp1,2 miliar, dengan jumlah 10.813 desa, pagu dana desanya Rp 19 triliun, maka Pagu dana Desa untuk BLT yang dipakai sebesar 35 persen, sehingga BLT dana desa yang dugunakan Rp 6,7 triliun yang bisa disalurkan untuk 3,7 juta KK.
“Maka seluruhnya ketemu KK penerima manfaat BLT sejumlah 12,347,160 juta KK. Itu simulasi awalnya begitu. Tetapi dalam perjalanan kita temukan angka yang real berbeda, misalnya sampai saat ini Keluarga Penerima Manfaat (KPM) 4.992.025 itu setara 40 persen dari total target hasil simulasi, setara dengan 12,347,160 juta KPM,” jelasnya.
Penyaluran BLT
Sedangkan desa yang sudah menyalurkan BLT sebanyak 47.030 desa setara dengan 62 persen dari total 74.953 desa, Maka dari dua hal itu dicari capaiannya KPM atas desa yang tersalur itu sama dengan 40/62 diperoleh angka 65 persen, artinya desa cenderung menggunakan 65 persen dari batas maksimal.
“Kan simulasi tadi sesuai batas maksimal nah ini ternyata lapangannya 65 persen dari batas maksimal. Misalnya BLT untuk Rp800-1,2 M pagu maksimalnya Rp14 tirliun dari data yang dilapangan 65 persen,berarti 65 persen dari Rp14 triliun itu yang real terpakai di lapangan,” jelasnya.
Abdul mengatakan memang cukup tertangani permasalahan kemiskinan dampak covid-19. Sehingga BLT Dana Desa yang 100 persen itu tak terpakai. Itulah yang pihaknya pertegas.
Dengan demikian apabila mengambil kondisi lapangan hari ini, dengan capaian dari 62 persen dari total desa yang sudah menyalurkan atau 74 persen dari dana yang sudah siap di desa, maka simulasi proyeksi target penerima manfaat itu adalah 65 persen dari KPM.
“Maka dimungkinkan BLT dana desa akan menyasar 8 juta KPM, tidak 12 juta,” ujarnya.
Hal itu sesuai dengan fakta-fakta di lapangan, yang mengharuskan ada revisi target.
Advertisement