Atasi Corona COVID-19, Jepang Rancang Stimulus Baru Senilai Rp 14 Kuadriliun

Jepang rancang stimulus baru senilai Rp 14 kuadriliun untuk penanggulangan Virus Corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mei 2020, 07:00 WIB
Para penumpang dengan menggunakan masker memenuhi sebuah lorong stasiun selama jam sibuk di Tokyo, Selasa (26/5/2020). Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mencabut keadaan darurat pandemi virus corona di Tokyo dan empat wilayah lainnya pada Senin (25/5). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Jepang sedang menyusun paket stimulus baru senilai US$ 1,1 triliun atau sekitar Rp 14 kuadriliun termasuk anggaran pengeluaran langsung dalam jumlah besar. Anggaran itu untuk mengatasi pukulan ekonomi akibat pandemi Virus Corona COVID-19.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (28/5/2020) rancangan anggaran itu dibuat pada pada Rabu, 27 Mei 2020.

Paket stimulus itu akan didanai sebagian dengan anggaran tambahan kedua, di luar dari paket senilai US$ 1,1 triliun yang bulan lalu sudah disalurkan.

Jumlah total dana yang dihabiskan Jepang untuk memerangi virus tersebut mencapai 234 triliun yen atau sekitar 40 persen dari produk domestik bruto Jepang.

Paket stimulus pemerintah senilai 117 triliun yen (US$ 1,1 triliun) yang baru tersebut akan disusun pada Rabu, 27 Mei 2020 mencakup 33 triliun yen untuk pengeluaran langsung, sebagaimana ditunjukkan oleh rencana anggaran itu.

Menurut rancangan anggaran tersebut untuk mendanai sejumlah pembiayaan, Jepang akan mengeluarkan tambahan 31,9 triliun yen dalam bentuk obligasi pemerintah melalui anggaran tambahan kedua untuk tahun fiskal saat ini yang akan berakhir pada Maret 2021.

"Kita harus melindungi pelaku bisnis dan lapangan perkerjaan dengan cara apa pun saat menghadapi rintangan yang sulit menghadang," kata Perdana Menteri Shinzo Abe dalam pertemuan dengan para anggota parlemen dari partai yang berkuasa, Rabu 27 Mei.

"Kita juga harus melakukan segala langkah yang diperlukan untuk mempersiapkan gelombang Virus Corona selanjutnya," tambahnya.

Sejumlah pejabat pemerintah menyatakan paket stimulus baru itu termasuk langkah-langkah diantaranya penambahan pengeluaran medis, bantuan kepada perusahaan-perusahaan yang kesulitan membayar sewa, dukungan dana bagi pelajar yang kehilangan kerja paruh waktu, dan tambahan subsidi bagi perusahaan yang menderita akibat penjualan yang merosot.

Simak video pilihan berikut:


Cabut Status Darurat Tokyo

Sebuah lorong stasiun dipenuhi oleh para penumpang yang menggunakan masker selama jam sibuk di Tokyo, Selasa (26/5/2020). Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mencabut keadaan darurat pandemi virus corona di Tokyo dan empat wilayah lainnya pada Senin (25/5). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

PM Jepang Shinzo Abe telah mencabut situasi darurat bagi Tokyo dan empat prefektur tetangganya yang diberlakukan bulan lalu pada puncak wabah Virus Corona. Langkah ini mengakhiri pembatasan nasional sementara bisnis mulai membuka kembali aktivitas mereka.

Perdana menteri mengumumkan langkah itu Senin (25/5) dalam pidato yang ditayangkan televisi, beberapa jam setelah satu panel khusus Virus Corona menyetujui rencana untuk mencabut status darurat ibu kota Jepang dan daerah-daerah sekitarnya itu. Keputusan itu diambil setelah jumlah kasus baru cenderung menurun.

Perdana menteri pada mulanya menyatakan situasi darurat 30 hari pada 7 April bagi Tokyo dan enam prefektur, termasuk kota pelabuhan di Jepang Tengah, Osaka, sewaktu jumlah kasus Covid-19 mulai meningkat. PM Abe memperluas status tersebut ke seluruh negeri hanya beberapa hari sebelum status itu akan berakhir, dan kemudian secara bertahap mencabutnya sewaktu wabah tampak mulai reda. Dekrit situasi darurat seharusnya berakhir pada 31 Mei.

Penetapan status darurat itu tidak menyebut-nyebut tentang pemberlakuan lockdown nasional yang mengikat secara hukum, karena konstitusi Jepang pasca-Perang Dunia II, yang sangat mendukung kebebasan sipil.

Jepang sekarang ini memiliki lebih dari 16.500 kasus Covid-19 terkonfirmasi dengan 820 kematian, angka yang relatif rendah dibandingkan dengan di negara-negara lain. Abe, Senin (25/5) mengatakan bahwa keberhasilan negara itu menanggulangi Virus Corona dalam waktu yang cukup pendek memperlihatkan kekuatan “model Jepang.”

Namun wabah tersebut telah mendorong ekonomi Jepang memasuki resesi dan memaksa ditundanya Pesta Olahraga Olimpiade Musim Panas Tokyo selama satu tahun. Tingkat dukungan terhadap kinerja Abe juga merosot ke tingkat terendah karena ia tampak lambat menanggapi pandemi.

Juga Senin, liga bisbol profesional Jepang mengumumkan bahwa musim pertandingan baru akan dimulai pada 19 Juni setelah ditunda selama hampir tiga bulan karena wabah Virus Corona. Komisioner Atsushi Saito mengatakan tidak akan ada fans yang diizinkan memasuki stadion sewaktu liga memulai pertandingan. Inilah liga olahraga profesional besar pertama di Jepang yang kembali menggelar pertandingan sejak dimulainya pandemi. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya