PLN Padamkan Listrik di Kawasan Banjir, PSI Bagikan Lilin

Untuk mencegah bahaya tersengat, PLN memadamkan aliran listrik di sejumlah kawasan terdampak banjir di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

oleh Abdul Jalil diperbarui 28 Mei 2020, 00:15 WIB
Basarnas mengevakuasi lansia dari lokasi banjir, Selasa (27/5/2020). (Foto: Dok. Basarnas Balikpapan)

Liputan6.com, Samarinda - Selama musibah banjir di Kota Samarinda, PLN mematikan aliran listrik di kawasan terdampak banjir. Pemadaman ini dilakukan demi keselamatan warga.

Menurut Manajer Pelayanan Pelanggan UP3 Balikpapan Wulan Firani, pada lokasi berpotensi bahaya akibat banjir dilakukan pemadaman listrik. Petugas lapangan PLN tetap memantau situasi kondisi aman bagi masyarakat.

“Perlu diketahui, air adalah salah satu media penghantar listrik yang baik dan ini bisa membahayakan kita semua, menyebabkan bahaya tersengat aliran listrik,” kata Wulan, Rabu (27/5/2020).

Selain itu, pemadaman juga dilakukan untuk untuk keamanan dan keselamatan personel PLN saat inspeksi kondisi banjir dan instalasi milik PLN. PLN akan memadamkan listrik jika kondisi rumah pelanggan terendam, gardu distribusi dan gardu induk tenggelam.

“Apabila genangan banjir sudah surut dan dinyatakan aman akan dilakukan penormalan kembali,” ujar Wulan.

Untuk itu, tambahnya, tim PLN secara periodik akan memeriksa kondisi banjir dan kondisi instalasi listrik di lokasi banjir. PLN meminta partisipasi masyarakat terdampak banjir untuk melaporkan kondisi terbaru banjir.

“Petugas PLN bersama Ketua RT akan memeriksa kondisi lokasi sekitar, apabila dinyatakan aman akan dilakukan penormalan kembali,” kata Wulan.

Simak juga video pilihan berikut


PSI Bagikan Makanan dan Lilin

Pengurus dan kader PSI bagikan makanan dan lilin untuk warga terdampak banjir di Kota Samarinda yang memilih bertahan di rumah. (foto: istimewa).

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berinisiatif memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir di Kota Samarinda. Selain makanan, bantuan yang diberikan termasuk lilin.

Ketua DPW PSI Kalimantan Timur Novita Rosalina menyebutkan, dari laporan yang diterima Tim Aksi Sosial milik PSI di lokasi banjir, lilin merupakan salah satu kebutuhan warga. Korban banjir yang bertahan terpaksa tinggal dalam kegelapan.

“Laporan yang kita terima, lilin juga dibutuhkan warga sehingga kami berinisiatif membagikan lilin untuk membantu penerangan warga di malam hari,” kata Novita.

Proses pembagian, kata Novita, dilakukan di lokasi banjir yang banyak warga bertahan di rumah. Dalam satu paket bantuan, PSI membagikan makanan siap saji, losion anti nyamuk, dan lilin.

“Pengurus dari tingkat kota sampai kecamatan bersama kader dan simpatisan menyebar ke beberapa titik lokasi banjir yang kami anggap banyak warga bertahan di rumah,” tambahnya.

Aksi sosial ini akan terus dilaksanakan sampai banjir surut. PSI juga sudah membuka donasi dan warga yang berpartisipasi terus bertambah.

“Bantuan yang kita berikan harus berdasarkan kebutuhan korban banjir,” sebutnya.

Musibah banjir, kata Novita, mengundang banyak pihak untuk menggalang aksi sosial yang sama. Sejumlah organisasi memberikan bantuan, paling banyak adalah makanan.

“Kita berbagi peran dengan mereka, sehingga korban banjir mendapatkan bantuan yang benar-benar dibutuhkan. Rencananya kita akan bagikan buah-buahan, pembalut wanita, susu anak, hingga popok bayi,” kata perempuan yang berprofesi sebagai dokter gigi ini.


Banjir Mulai Surut

Banjir di Samarinda Kalimantan Timur (Foto: Liputan6.com / Abelda Gunawan)

Banjir di Kota Samarinda kini mulai surut. Ketinggian air mulai berkurang meski luasan yang terdampak masih sama yakni lima kecamatan.

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kota Samarinda Ifran mengatakan pihaknya saat ini sedang fokus evakuasi korban dan pengumpulan bantuan. Beberapa warga yang memilih bertahan di tengah kepungan banjir seringkali minta dievakuasi.

“Warga terdampak banjir yang bertahan di rumahnya kadang minta keluar dari lokasi banjir untuk keperluan kebutuhannnya, jadi kami bantu evakuasi,” kata Ifran, Rabu (27/5/2020).

Sebagian warga korban banjir, ujar Ifran, memilih bertahan di rumah meski dikelilingi luapan air. Bagi mereka, bertahan di rumah masih lebih baik daripada di lokasi pengungsian.

“Sifatnya orang Samarinda itu kalau belum tenggelam seluruh rumahnya belum mau dievakuasi ke posko pengungsian,” katanya.

Ifran memprediksi, berdasarkan data dari BMKG, curah hujan masih tinggi hingga akhir bulan. Meski saat ini ketinggian banjir mulai berkurang, namun potensi banjir masih ada.

“Nanti di awal Bulan Juni, kita sudah memasuki musim kemarau, di saat itu banjir dipastikan berakhir,” ujar Ifran.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya