Liputan6.com, Jakarta - Puslitbangdiklat Radio Republik Indonesia (RRI) mengklarifikasi hasil survei tentang pegangguran dan kemiskinan yang dirilis Indobarometer pada Senin, 25 Mei 2020 lalu.
Survei tersebut juga menampilkan ketidakpuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam penanganan Covid-19.
Advertisement
Kepala Puslitbangdiklat LPP RRI, Adi Pramono menyebut kegiatan survei tersebut sepenuhnya dilakukan oleh Indobarometer. Pengambilan data dan pengolahannya juga diambil oleh pihak Indobarometer.
"Kegiatan survei dan release dimaksud murni secara keseluruhan dilakukan oleh lembaga survei Indobarometer. Proses penentuan daftar pertanyaan, penentuan sample dan pengambilan serta pengolahan data dilakukan sepenuhnya oleh Indobarometer," kata Adi lewat keterangan tertulisnya, Rabu, (27 Mei 2020).
Dia menjelaskan, setiap hasil survei yang dipublikasi atau dirilis oleh Puslitbangdiklat harus melalui prosedur pembahasan daftar pertanyaan, pembahasan dan diskusi hasil survei. Kemudian persetujuan Direksi untuk dilakukannya publikasi pemberitaan dan penyiaran.
"Bila pada tahap pembahasan survei ditemukan materi atau konten yang membuat gaduh masyarakat dan tidak sesuai editorial policy, maka hasil survei tersebut disepakati untuk tidak dirilis," tutur dia.
Adi menambahkan, Puslitbangdiklat dan Indobarometer telah melakukan survei sebanyak empat kali. Dua dirilis pada bulan Februari dan Maret 2020. Kemudian untuk survei bulan April tidak dirilis. Sementara, hasil survei Mei 2020 dirilis sendiri oleh Indobarometer tanpa mengikuti tahapan prosedur lazimnya di Puslitbangdiklat RRI.
"Dalam konteks ini, CEO Indobarometer M Qodari sekali lagi mengasihi bahwa rilis dan publikasi tersebut merupakan inisiatif pihak Indobarometer," ungkap dia.
Sementara itu, M Qodari, sebelumnya juga telah menegaskan bahwa survei tersebut dikerjakan oleh Indobarometer.
"Bahwa semua proses pengolahan, research, penyimpanan data, kemudian pengolahan hasil serta membuat laporan, itu dikerjakan oleh Indobarometer," kata Qodari di Jakarta, Selasa, 26 Mei 2020.
Yang terpenting, kata Qodari adalah hasil temuan temuan dalam survei tersebut, laporan hasilnya tidak keluar dari temuan temuan yang memang di peroleh dari lapangan.
"Semoga hasil survei ini, dapat menjadi manfaat sebaik-baiknya bagi masyarakat dan bangsa Indonesia," kata Qodari.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
84,3 Persen Masyarakat Tak Puas Kinerja Jokowi
Sebelumnya, Indo Barometer merilis hasil "Survei Jurnalisme Presisi: Pengangguran dan Kemiskinan". Survei itu mencatat 53,8 persen publik tidak puas dengan penanganan pandemi virus corona (Covid-19) yang dilakukan oleh pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Survei itu juga menyebut 84,3 persen menyatakan tidak puas atas penanganan pengangguran yang dilakukan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Selain itu, 74,1 persen responden merasa tidak puas atas penanganan kemiskinan yang dilakukan pemerintah.
Metode yang digunakan adalah quota & purposive sampling. Margin of error tercatat kurang lebih 4,90 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan kepada 400 responden yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.
Dalam rilis survei itu, tertulis "Puslitbangdiklat RRI bekerja sama dengan Indo Barometer". Kemudian ada logo RRI yang tertera di seluruh halaman hasil survei.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement