Antisipasi Gelombang Kedua COVID-19, RS Pertamina Jaya Siapkan 160 Tempat Tidur

Antisipasi gelombang kedua COVID-19, RS Pertamina Jaya sudah bersiap untuk menghadapinya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 28 Mei 2020, 15:00 WIB
Tim dokter melakukan pengecekan persiapan ruang UGD di RS Pertamina Jaya, Jakarta, Senin (6/4/2020). Secara keseluruhan RSPJ memiliki kapasitas 160 tempat tidur dengan 65 kamar isolasi dengan negative pressure untuk merawat pasien yang positif Corona. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Guna mengantisipasi gelombang kedua COVID-19, RS Pertamina Jaya, Cempaka Putih sudah bersiap menghadapi lonjakan pasien.

Kesiapan ini didukung sumber daya manusia (SDM), fasilitas, dan alat kesehatan yang telah dipersiapkan sejak rumah sakit ini ditunjuk sebagai Rumah Sakit Rujukan Khusus COVID-19.

Wakil Direktur SDM RS Pertamina Jaya, Henry Hidayatullah menyampaikan, persiapan SDM juga alat kesehatan untuk penanganan pasien COVID-19 pun siap tersedia.

"Dari awal, kami memang sudah preparing (menyiapkan) untuk menjadi Rumah Sakit Rujukan COVID-19. Sebenarnya kami prediksi full bed ya. Diprediksi berbagai kejadian yang diamati terjadi di Indonesia, terutama di Jakarta," terang Henry saat berbincang dengan Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Kamis (28/5/2020).

"Pada saat resmi dibuka untuk pasien COVID-19 (pada 14 April 2020), waktu itu rumah sakit rujukan di Jakarta masih ada tiga (RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, RS Persahabatan, RS Gatot Soebroto). Dari beberapa teman yang bertugas di rumah sakit tersebut, saya tahu itu langsung penuh dengan pasien COVID-19."

Dengan demikian, pada waktu ada penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 oleh Pemerintah, RS Pertamina Jaya pun menjadi rumah sakit untuk COVID-19. Apalagi tingkat kasus COVID-19 yang baru melonjak dengan kematian yang tinggi.


Kapasitas Tempat Tidur yang Mumpuni

RS Pertamina Jaya siap beroperasi menjadi rumah sakit khusus penanganan COVID-19. (Dok Humas Pertamedika IHC)

RS Pertamina Jaya mempersiapkan 160 tempat tidur untuk pasien COVID-19. Kapasitas tempat tidur pun masih sangat besar sampai saat ini.

"Kami punya kelengkapan alat juga SDM. Ya, segala persiapan seandainya ada lonjakan pasien, kami siap. Nah, pada saat awal-awal mau dibuka menerima pasien COVID-19, kami sudah terima beberapa telepon untuk rujukan pasien," Henry menuturkan.

"Kemudian pas kami buka resmi sebagai rumah sakit rujukan COVID-19, ternyata waktu itu relatif terjadi penurunan pasien yang dirawat. Untuk rate-nya (persentase) berada di sekitar 50-60 persen. Artinya, dari 160 bed, kurang lebih 80-90 bed yang terisi."

Ia menjelaskan, relatif tidak terjadi lonjakan pasien COVID-19 yang dirujuk ke RS Pertamina Jaya ada beberapa faktor. Salah satunya, di Jakarta sendiri sudah mulai terjadi penurunan kasus COVID-19.

"Meski begitu, kami preparing dari awal, semua alat kesehatan dan SDM untuk mengarah kalau seandainya terjadi full bed (lonjakan pasien). Terlebih lagi kalau adanya prediksi second wave (gelombang kedua COVID-19, insha Allah kami sudah preparing untuk itu," jelas Henry.


Kehadiran Robot Pintar

Tim medis menyiapkan alat saat persiapan ruang laboratorium RS Pertamina Jaya, Jakarta, Senin (6/4/2020). Secara keseluruhan RSPJ memiliki kapasitas 160 tempat tidur dengan 65 kamar isolasi dengan negative pressure untuk merawat pasien yang positif Corona. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Dalam peningkatan pelayanan penanganan COVID-19, RS Pertamina Jaya menghadirkan dua robot pintar. Dua robot tersebut membantu pelayanan perawatan pasien COVID-19 dari ringan hingga sedang di ruang modular.

Dua robot merupakan sumbangan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Kehadiran robot untuk mengurangi kontak tenaga medis dengan pasien yang dirawat.

Robot membantu membawakan obat. Setiap kali jadwal pasien minum obat, dari pagi sampai malam, robot bertugas mengantarkan obat.

Dalam hal ini, perawat yang biasa membawakan obat tidak terlalu sering bolak-balik membawakan obat untuk pasien. Tak hanya itu saja, dua robot pintar ini pun sukses menghibur para tenaga medis.

"Selain mengantarkan obat, teman-teman di lapangan juga terhibur karena di robot juga ada (dilengkapi) musik. Bisa setel YouTube. Justru tenaga medis kami banyak terhibur juga," ujar Henry.

"Kemudian dari segi pelayanan, menggunakan robot untuk membantu pelayanan terhadap pasien ya termasuk sesuatu hal yang baru." 


Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya