Ahli Epidemiologi: Ada 3 Kunci Sukses Kendalikan COVID-19

Keseriusan, kedisiplinan, dan ketegasan jadi kunci sukses mengendalikan COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Mei 2020, 08:00 WIB
Pejalan kaki menggunakan masker di trotoar Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (27/5/2020). Empat provinsi di Indonesia termasuk DKI Jakarta akan mulai melakukan persiapan menuju new normal atau tatanan kehidupan baru menghadapi COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Ada tiga hal fundamental yang harus dipenuhi dan dilakukan pemerintah Indonesia agar bisa mengendalikan penularan COVID-19. Keseriusan, kedisiplinan, dan ketegasan jadi kunci sukses mengendalikan virus ini seperti disampaikan Pakar Epidemiologi Universitas Alma Ata Yogyakarta Profesor Hamam Hadi.

"Belajar dari riwayat beberapa negara yang sukses dalam pengendalian COVID-19, apapun caranya yang dipakai, lockdown, rapid test atau apapun namanya, ada tiga fundamental yang harus dipenuhi sebagai syarat sukses," kata Hamam Hadi seperti dikutip dari Antara.

Fundamental pertama adalah keseriusan. Pemerintah perlu memperbaiki fundamental keseriusan ini yang masih banyak kekurangan, kurang cepatnya rapid test (RT PCR), kurangnya Alat Pelindung Diri, kurangnya pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga medis, paramedis, dan pejuang garda depan lainnya adalah sebagian di antaranya.

Fundamental kedua adalah kedisiplinan. "Baik pemerintah maupun masyarakat sama-sama kurang disiplin. Ini bisa dilihat dari banyaknya aturan yang tumpang tindih, ego sektoral yang tampak, kebijakan pusat yang kerap kali membingungkan pemerintah daerah, kebijakan yang kurang konsisten adalah di antaranya," katanya.

Kedisiplinan masyarakat Indonesia, katanya, juga rendah terutama dalam dua-tiga minggu terakhir ini. Kesadaran untuk tinggal di rumah, tidak berkerumun, dan selalu pakai masker jika keluar rumah seolah sudah luntur, sedangkan kesadaran untuk tidak mudik sudah tidak terkendalikan.

"Ini semua menunjukkan bahwa kedisiplinan kita sebagai bangsa masih sangat rendah dibandingkan bangsa-bangsa lain yang sukses mengendalikan COVID-19," kata Rektor Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta itu.

 

 


Ketegasan

Petugas gabungan dari Polisi, Dishub, dan Satpol PP mengimbau pengguna kendaraan saat melakukan Pengawasan Pelaksanaan PSBB di Bundaran HI, Jakarta, Senin (13/4/2020). Dalam pengawasan tersebut petugas mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker saat berpergian. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Fundamental ketiga adalah ketegasan. Berlaku tegas dalam menegakkan aturan PSBB dan aturan terkait lainnya adalah tugas pemerintah dan aparatnya mulai dari pusat sampai tingkat rukun tetangga (RT).

"Sayangnya kita sulit membuktikan adanya ketegasan yang dijalankan secara konsisten selama pelaksanaan PSBB. Tidak heran jika hal ini menumbuhkan ketidak-disiplinan dalam berbagai bentuk, sehingga tidak sedikit masyarakat justru berpersepsi bahwa PSBB di Indonesia adalah PSBB bohong-bohongan, basa-basi dan sebagainya," katanya.

Hamam Hadi kemudian menjelaskan bahwa negara-negara lain seperti China, Vietnam dan Malaysia berhasil karena ada keseriusan dan kedisiplinan yang memadai karena dikawal dengan ketegasan yang tinggi dalam pengendalian virus COVID-19.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya