Liputan6.com, Jakarta Para peneliti dari Hokkaido University, Jepang melakukan penelitian untuk mengembangkan sebuah virus yang berpotensi melawan sel kanker.
Studi yang dimuat dalam jurnal Cancers ini melakukan rekayasa genetika pada adenovirus, yang umumnya menyebabkan gejala sakit ringan, agar mampu mereplikasi dalam sel kanker dan membunuhnya.
Advertisement
Ahli onkologi molekuler Fumihiro Higashino bersama rekan-rekannya membuat dua adenovirus baru yang secara khusus menargetkan sel-sel kanker. Mereka menggunakan 'adenylate-uridylate-rich elements' atau AREs.
Dikutip dari New York Post pada Jumat (29/5/2020), AREs merupakan unsur penstabil yang ditemukan dalam jenis makromolekul yang ada pada semua sel biologis. Mereka nantinya dimasukkan ke dalam dua strain virus untuk membantu menyerang sel kanker secara spesifik.
"AREs memastikan mRNA (messenger RNA) tidak terus mengkode protein yang tidak perlu dalam sel," kata Higashino seperti dikutip dari Science Daily.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Lakukan Percobaan pada Tikus
Higashino mengatakan, gagasan di balik memasukkan unsur tersebut adalah menyeimbangkan adenovirus sehingga memungkinkan mereka mereplikasi hanya dalam sel kanker, tetapi tidak pada sel sehat yang normal.
Adapun, dua adenovirus baru yang mereka buat tersebut disebut dengan AdARET dan AdAREF.
Para ilmuwan melakukan studi dengan menyuntikkan sel kanker manusia pada tikus yang kemudian berkembang menjadi tumor. Saat AdARET dan AdAREF disuntikkan pada tumor, ukuran benda itu berkurang secara signifikan.
Advertisement
Potensi untuk Penyakit Lain
Ini bukan pertama kalinya penelitian dilakukan untuk melihat apakah virus tertentu mampu melawan sel kanker.
Dalam penelitian lain, ilmuwan menggunakan ARE dari gen yang berbeda dan menemukan bahwa adenovirus yang dikembangkannya bekerja secara spesifik pada kanker yang mengandung mutasi pada gen yang disebut RAS.
Pada studi yang dilakukan Higashino, AdARET dan AdAREF terbukti efektif melawan sel kanker tanpa gen RAS yang termutasi sehingga membuat virusnya dapat diaplikasikan pada rentang sel kanker yang lebih luas.
"Sejak stabilitas ARE-mRNA juga telah dilaporkan pada penyakit selain kanker, kami pikir virus yang kami rekayasa juga memiliki potensi untuk mengobati penyakit yang berkaitan dengan peradangan seperti infeksi virus, hipoksia, dan iradiasi ultraviolet," kata Higashino.