Masjid Al-Aqsa Kembali Dibuka Mulai 31 Mei dengan Protokol Kesehatan

Masjid Al-Aqsa Yerusalem akan dibuka kembali untuk jamaah mulai 31 Mei 2020, setelah ditutup selama lebih dari dua bulan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Mei 2020, 15:04 WIB
Kompleks masjid Al-Aqsa Yerusalem akan ditutup untuk umum mulai 23 Maret 2020 demi pencegahan meluas Virus Corona COVID-19. (AHMAD GHARABLI / AFP)

Liputan6.com, Jakarta- Mulai 31 Mei 2020, Masjid Al-Aqsa Yerusalem akan dibuka kembali untuk jamaah setelah ditutup selama lebih dari dua bulan karena pandemi Virus Corona COVID-19.

Pada pertengahan Maret, masjid yang merupakan situs Islam paling suci ketiga di dunia tersebut ditutup untuk semua jamaah kecuali untuk staf wakaf.

Seorang anggota Wakaf Islam, Khalil Assali mengatakan, orang yang mengunjungi Masjid Al-Aqsa harus mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan Kementerian Kesehatan Palestina. Ia menambahkan, kekhawatiran terbesar bagi para pejabat adalah potensi kepadatan penduduk.

Pada Sholat Subuh hari Minggu, sejumlah besar jamaah diharapkan hadir di masjid.

Pihak berwenang di Yerusalem telah membuat semua persiapan yang diperlukan untuk kembalinya para jamaah dengan selamat, kata Direktur Royal Hashemite Fund untuk Pemulihan Al-Aqsa, Wasfi Kailani, seperti dikutip dari Arab News, Jumat (29/5/2020).

Saksikan Video Berikut Ini:


Bantuan Sukarelawan Lokal

Anggota pasukan keamanan Israel berjaga saat seorang jemaah Palestina menghadiri salat Jumat selama bulan suci Ramadan di tengah krisis pandemi coronavirus di luar kompleks masjid al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem (15/5/2020). (AFP/Ahmad Gharabli)

Sukarelawan lokal juga akan membantu mengawasi pembukaan kembali masjid dengan lancar dan memastikan bahwa pemisahan fisik dan persyaratan kesehatan lainnya dipatuhi, tambah Wasfi Kailani. 

Naser Abu Sharif, seorang penjaga wakaf, mengatakan seluruh staf akan dikerahkan bekerja sama dengan sukarelawan dan partisipan untuk memastikan langkah-langkah pencegahan Corona COVID-19 diikuti.

Kendati demikian, ia juga mengatakan bahwa "Kami mengharapkan ribuan untuk menghadiri sholat malam pada hari Minggu."

Seorang aktivis Yerusalem, Salah Zuhikah juga mengatakan kepada Arab News bahwa orang-orang akan menerima peraturan kesehatan.

Selain pemisahan jarak fisik, para jamaah juga dikatakan akan diminta untuk mengenakan masker dan sarung tangan, juga membawa sajadah mereka sendiri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya