Bank Mandiri Restrukturisasi Kredit 292 Ribu Nasabah, Mayoritas UMKM

Bank Mandiri melakukan restrukturisasi kepada sekitar 292 ribu nasabahnya yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19).

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 29 Mei 2020, 14:30 WIB
Pengunjung mengunjungi salah satu stan pameran ivent Mekari di Jakarta, Kamis (25/4). Dalam ivent tersebut, Bank Mandiri berharap dapat memperkuat kapasitas UKM dalam mengembangkan bisnis melalui pemanfaatan teknologi digital. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melaporkan telah melakukan restrukturisasi kepada sekitar 292 ribu nasabahnya yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19).

Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan mengatakan, mayoritas nasabah yang telah menerima restrukturisasi kredit tersebut merupakan para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

"Kemarin angkanya sudah 280 ribu debitur. Sekarang sudah sudah 292 ribu debitur. Memang kalau dilihat segmennya itu lebih banyak UMKM," kata Rully dalam sesi teleconference, Jumat (29/5/2020).

Lebih lanjut, ia juga turut mengomentari rasio kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) yang justru naik selama masa awal penyebaran pandemi. Namun dia belum menyebutkan berapa jumlah kenaikan yang dialami.

"Sampai dengan posisi April, NPL kita masih terjaga. Bahkan kalau dibandingkan dengan Year on Year (YoY) tahun lalu, kita justru naik," seru dia.

Rully pun berharap angka NPL di Bank Mandiri tetap dapat terjaga selama masa new normal nanti, meskipun pihaknya tetap mempersiapkan skenario terburuk.

"Harapannya, NPL kita semoga masih sesuai dengan skenario kita di awal. Meski kami masih memperkirakan proyeksi yang terjelek, tapi itu pun masih terjaga. Jadi Insya Allah Bank Mandiri masih bisa diandalkan oleh masyarakat sebagai bank yang masih sehat," tuturnya.


Protokol New Normal Siap, Bank Mandiri Bakal Beri Layanan Maksimal ke Nasabah

Nasabah melakukan transaksi di cabang Bank Mandiri Pertamina UPMS III, Jakarta, Rabu (28/6). Bank Mandiri memberikan layanan perbankan terbatas kepada nasabah secara bergantian pada musim liburan Idul Fitri 26-30 Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mempersiapkan beberapa skenario dalam menghadapi fase new normal. Berbagai protokol kesehatan tetap dikedepankan guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).

Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan mengatakan, pihaknya telah merilis sistem kerja new normal sejak awal pekan ini, seperti terkait pembukaan kantor cabang.

"Kita segera operasikan seluruh cabang, walaupun saat ini bertahap, belum 100 persen. Kita lihat kondisi, karena Jakarta dan beberapa tempat juga masih melakukan PSBB. Kita harus dukung juga agar penyebarannya bisa teratasi," ujarnya dalam sesi teleconference, Jumat (29/5/2020).

Dalam menghadapi fase new normal ini, Bank Mandiri disebutnya akan mengikuti arahan Kementerian BUMN. Perseroan juga sudah menyiapkan skenario aktivitas new normal dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan yang ada.

"Kami juga ingin jaga nasabah yang datang ke Mandiri, mereka tetap aman, sehat. Pekerja pun kami siap melayani mereka. Mereka nyaman, tak ada kekhawatiran akan tertular Covid-19 ini," ungkap dia.

"Jadi kalau mau cerita soal protokol kesehatan, ini sebenarnya sama seperti pandemi Covid-19. Untuk new normal ini kita sudah memasukannya dalam aktivitas new normal. Artinya protokol kesehatan tetap harus dilakukan, tapi kita kembali nih melayani maksimal masyarakat," tuturnya.

Rully pun berharap vaksin untuk virus corona bisa segera ditemukan. Dengan begitu, Bank Mandiri beserta perbankan lainnya bisa lebih leluasa dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

"Karena ini ketika vaksinnya dapet, harapannya nanti Covid-19 sudah kayak penyakit flu biasa. Semua orang yang kena enggak takut, karena mereka bisa cepat sembuh. Selama belum ditemukan vaksin ya kita harus jaga-jaga lah," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya