Harga Minyak Melonjak Hampir 90 Persen Sepanjang Mei

West Texas Intermediate (WTI) menutup bulan Mei dengan kenaikan 88 persen.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Mei 2020, 08:30 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak melonjak lebih dari 5 persen pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta), menutup bulan terbaiknya dalam sejarah sebagai kenaikan dalam permintaan serta rekor pemangkasan pasokan mendorong harga lebih tinggi.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (30/5/2020), harga minyak patokan minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) menutup bulan Mei dengan kenaikan 88 persen.

Tetapi para ahli mencatat bahwa lonjakan harga mengikuti penurunan tertajam dalam catatan. Dengan kata lain, WTI dengan harga USD 35 per barel bukanlah sesuatu yang patut dirayakan.

"Tentu saja rasanya bukan bulan terbaik minyak," kata Regina Mayor, Kepala Energi Global KPMG.

"Level USD 30 untuk WTI jelas lebih baik daripada di mana kita berada pada akhir April, tetapi itu tidak cukup memadai untuk membawa sebagian besar produksi kembali aktif," tambahnya.

Pada bulan April, dengan miliaran orang di seluruh dunia berada dalam kebijakan lockdown dalam upaya untuk memperlambat penyebaran Covid-19 membuat permintaan minyak anjlok dan membuat harga jatuh.

WTI turun di bawah nol dan ke wilayah negatif untuk pertama kalinya dalam catatan.


Harga Minyak WTI dan Brent

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Di AS, produksi turun menjadi 11,4 juta barel per hari atau 1,9 juta barel per hari di bawah rekor tertinggi bulan Maret yang sebesar 13,1 juta barel per hari. Norwegia dan Kanada adalah di antara negara-negara lain yang telah mengurangi produksi.

Pemangkasan produksi oleh OPEC+ seperti sekarang akan mulai meruncing pada 1 Juli, dan kelompok ini diharapkan untuk memutuskan apakah akan memperpanjang pemotongan lebih dalam pada pertemuan 9-10 Juni.

WTI masih di jalur untuk kenaikan minggu kelima berturut-turut. Pada perdagangan Jumat, WTI naik USD 1,78, atau 5,28 persen menjadi USD 35,49 per barel.

Sebelumnya di sesi itu, WTI diperdagangkan di leval USD 32,36 per barel karena ketegangan geopolitik membebani sentimen. Sementara benchmark internasional, harga minyak mentah Brent naik 4 sen atau 0,11 persen menjadi USD 35,33 per barel. Untuk bulan ini, Brent naik 39,81 persen dan menjadi bulan terbaik sejak 1999.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya