Bantuan dari Korsel Tiba di Indonesia untuk Lawan Corona COVID-19

Warga Korsel telah mengirimkan bantuan ke Indonesia untuk melawan dampak Virus Corona (COVID-19).

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Mei 2020, 16:00 WIB
Bantuan dari Korsel ke Indonesia untuk lawan Virus Corona (COVID-19). Dok: Twitter @IDEmbassy_Seoul

Liputan6.com, Jakarta - Korea Selatan telah mengirimkan bantuan ke Indonesia untuk melawan Virus Corona (COVID-19). Bantuan itu berasal dari beberapa pihak, termasuk kalangan warga sipil. 

Pengiriman bantuan ini difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri dan maskapai Garuda bersama KBRI di Seoul pada Jumat, 29 Mei 2020.

"Bantuan ini adalah sumbangan dari Korea-Indonesia Association (KIA), Shinhan University, dan WN Korsel," jelas KBRI Korsel via Twitter. 

Bantuan yang dikirimkan berupa masker dan alat perlindungan diri untuk melawan Virus Corona. Ada pula bantuan makanan bernutrisi. 

Kiriman bantuan sudah diterima oleh BNBP Indonesia. 

"Bantuan APD, masker, makanan dan minuman bernutrisi telah sampai  dan diterima oleh BNPB Indonesia & Kemlu RI. Bantuan ini merupakan refleksi nyata kebersamaan masyarakat Korsel dan Indonesia dalam menghadapi masa sulit pandemi COVID-19," tulis pihak KBRI Seoul.

Kasus Virus Corona di Korsel secara umum sudah menurun, namun kasus sempat melonjak lagi saat new normal berlaku. Pemerintah Korsel mencatat klaster di tempat hiburan malam Itaewon dan pusat logistik. 

Di Indonesia, kasus Virus Corona sudah melebihi Korsel dengan total 25.216 kasus. Meski demikian, pemerintah Indonesia tetap akan memasuki new normal.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Bank Dunia Siap Kucurkan Rp 3,6 Triliun untuk Penanganan Corona di Indonesia

Foto udara kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (3/5/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menutup sementara 126 perusahaan yang melanggar Pergub Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam Penanganan COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui pendanaan sebesar USD 250 juta atau sekitar Rp 3,6 triliun (kurs Rp 14.654 per dolar AS) untuk program Indonesia COVID-19 Emergency Response.

Pendanaan ini akan mendukung Indonesia mengurangi risiko penyebaran, meningkatkan kemampuan mendeteksi, serta meningkatkan tanggapan terhadap pandemi COVID-19. Program ini sekaligus akan mendukung penguatan sistem nasional untuk kesiapansiagaan kesehatan masyarakat.

“Pemerintah Indonesia menggunakan berbagai cara untuk mengurangi dampak terkait sektor kesehatan, sosial dan ekonomi akibat COVID-19. Dengan dukungan dari lembaga seperti Bank Dunia, kami berkomitmen untuk memperkuat kapasitas dalam hal pencegahan, pengujian, perawatan serta sistem informasi, dan pada saat yang bersamaan memastikan kondisi kerja yang aman bagi para tenaga kesehatan," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam siaran pers, Sabtu (30/5/2020). 

"Kami juga menyambut baik upaya mitra pembangunan dalam memberikan dukungan pendanaan yang terkoordinasi serta kerja sama Bank Dunia dengan Asian Infrastructure Investment Bank dan Islamic Development Bank untuk program ini,” sambungnya.

Pendanaan ini, lanjut Menkeu, difokuskan untuk memperkuat aspek-aspek utama tanggap darurat Indonesia terhadap pandemi COVID-19, termasuk melengkapi fasilitas rujukan COVID-19 di bawah Kementerian Kesehatan, meningkatkan persediaan alat pelindung diri (APD), memperkuat jaringan laboratorium dan sistem pengawasan, serta mendukung pengembangan dan penggunaan protokol untuk memastikan layanan yang berkualitas.

Dengan menggunakan pembelajaraan terkait penanggulangan dampak COVID-19, program ini mendukung kesiapan Indonesia dalam penyebaran penyakit menular di masa depan melalui pelaporan yang lebih baik dan sistem pengawasan yang lebih kuat.


Cakupan Program

Gaya salam Corona Ala Wapres Ma'ru Amin, Jusuf Kalla, dan Sri Mulyani (Kredit foto: Biro Sekretariat Istana Wakil Presiden)

Program ini akan mencakup seluruh wilayah Indonesia, dan penerima manfaat utama termasuk pasien yang mengunjungi rumah sakit dan fasilitas kesehatan, khususnya penduduk rentan dan berisiko tinggi seperti orang tua dan mereka yang memiliki kondisi kronis, serta para tenaga kesehatan.

Program ini merupakan kerja sama penting dengan pendanaan yang terkoordinasi bersama beberapa mitra, termasuk USD 250 juta pendanaan bersama dari Asian Infrastructure and Investment Bank, dan pembiayaan paralel sebesar USD 200 juta dari Islamic Development Bank.

“Merupakan sebuah kehormatan bagi kami untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam menghadapi COVID-19 dan mengurangi dampak pandemik ini pada sektor kesehatan, ekonomi dan sosial. Hal ini sangat penting bagi upaya yang berkelanjutan dalam mengurangi kemiskinan dan melindungi modal manusia Indonesia,” kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen.

Kelompok Bank Dunia sebagai salah satu sumber pendanaan dan pengetahuan terbesar bagi negara-negara berkembang, turut mendukung peningkatan intervensi kesehatan masyarakat, berupaya untuk memastikan aliran pasokan dan peralatan penting, dan mendukung sektor swasta untuk terus beroperasi dan mempertahankan pekerjaan.

Selama 15 bulan, bank Dunia akan mengerahkan hingga USD 160 miliar dalam bentuk dukungan keuangan untuk membantu lebih dari 100 negara untuk melindungi penduduk miskin dan rentan, mendukung dunia usaha, dan meningkatkan pemulihan ekonomi. Adapun dukungan ini termasuk USD 50 miliar sumber daya baru dari IDA dalam bentuk hibah dan pinjaman yang sangat lunak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya