Liputan6.com, Jakarta - Penyedia layanan video conference Zoom berencana meningkatkan enkripsi saat pengguna melakukan video call.
Meski begitu, peningkatan enkripsi ini diperuntukkan bagi pengguna berbayar dan institusi seperti sekolah. Sementara, pengguna Zoom gratisan tidak akan kebagian enkripsi kuat ini.
Baca Juga
Advertisement
Pihak Zoom yang trafiknya meningkat drastis karena pandemi telah mendiskusikan langkah ini dengan kelompok kebebasan sipil dan pejuang tindak kekerasan terhadap anak pada Kamis lalu.
Mengutip Reuters, Senin (1/6/2020), Konsultan Keamanan Zoom Alex Stamos mengatakan, rencana ini masih bisa berubah.
Selain itu, belum jelas organisasi nirlaba atau pengguna mana yang memenuhi syarat untuk mendapatkan akses video meeting yang lebih aman.
Pada masa pandemi, Zoom kebanjiran jumlah pengguna, baik yang gratisan maupun berbayar. Salah satunya karena pengguna bisa bergabung dalam meeting tanpa melakukan pendaftaran. Di mana, saat ini jumlahnya mencapai 300 juta per hari.
Namun karena tidak harus registrasi ini, para pengacau kerap masuk dalam meeting bahkan pura-pura sebagai partisipan meeting.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Perlunya Perlindungan Keamanan yang Lebih Luas
Sementara itu, peneliti di Electronic Frontier Foundation Gennie Gebhart berharap agar video conference Zoom menyediakan perlindungan keamanan ke pengguna yang lebih luas.
Namun, sejumlah pengamat teknologi dan penegak hukum mengatakan, komunikasi yang terenkripsi malah bisa dimanfaatkan aktor jahat dan predator seksual untuk menghindari deteksi.
"Pembayaran biaya lebih mahal untuk kehadiran enkripsi adalah cara untuk menyingkirkan penyusup, termasuk penjahat yang memanfatkan layanan gratis," kata salah satu pengamat keamanan.
Advertisement
Pekerjakan Eks-CSO Facebook
Sebelumnya, Zoom mempekerjakan Stamos dan ahli keamanan lain setelah terjadinya kegagalan melindungi privasi pengguna.
Pada minggu lalu, Zoom juga merilis laporan teknis mengenai rencana enkripsi ini. Sayangnya tak disebutkan, sejauh apa jangkauannya.
"Pada saat yang sama, Zoom berusaha meningkatkan kemanan. Perusahaan juga berupaya meningkatkan kepercayaan dan keamanan (di platform)," kata Stamos, manfan Chief Security Officer Facebook.
Stamos juga menyebut, jika Zoom benar menghadirkan fitur end-to-end encription, tidak ada satupun tim teknis Zoom yang bisa menambahkan diri ke meeting saat terjadi penyalahgunaan.
Enkripsi end-to-end tidak mengizinkan siapapun, kecuali peserta untuk bisa melihat dan mendengar apa yang terjadi dalam meeting.
Sementara itu, juru bicara Zoom Nate Johnson mengungkapkan, enkripsi tengah dikerjakan, termasuk rancangan engineering dan konsumen mana yang akan merasakan fitur ini.
(Tin/Isk)