Liputan6.com, Minneapolis - Dengan kampanye "Don't do it" (Jangan lakukan itu), Nike telah mengambil sikap menentang rasisme.
Ungkapan "Don't do it" tersebut merupakan pelintiran pada frase terkenal Nike, yaitu Just do it. Pernyataan itu juga dibuat sebagai bentuk protes terhadap kebrutalan polisi kepada warga Afrika-Amerika yang kini menyebar di seluruh AS.
Advertisement
Pada Jumat malam (29/5/2020), perusahaan pakaian dan sepatu olahraga AS tersebut mengatakan dalam sebuah video yang diposting ke Twitter bahwa "Untuk sekali ini, Don't Do It ... Jangan berpura-pura tidak ada masalah di Amerika".
Pesan tersebut dilaporkan muncul menyusul dengan aksi pengunjuk rasa di seluruh AS turun ke jalan menentang perlakuan terhadap George Floyd, yang meninggal di tangan polisi di Minneapolis pada awal pekan ini.
Pesaing Nike, yaitu Adidas pun me-retweet video itu, dengan pesan yang menyatakan "Bersama adalah cara kita maju. Bersama adalah cara kita membuat perubahan," seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (31/5/2020).
Saksikan Video Berikut Ini:
Kematian George Floyd
Pada Senin 25 Mei 2020, kematian George Floyd yang terjadi di tangan polisi AS itu terekam dan tersebar dalam bentuk video ponsel mengerikan, yang sekarang tengah menjadi perbincangan populer di seluruh dunia.
Dalam video yang mereka bagikan, Nike memunculkan kata-kata berwarna putih di atas latar belakang hitam dengan mengatakan, "Jangan berpaling pada rasisme. Jangan menerima nyawa tidak bersalah diambil dari kami. Jangan membuat alasan lagi. Jangan berpikir ini tidak mempengaruhi Anda".
Kampanye untuk gerakan setop rasime yang dibuat oleh Nike itu bukanlah pertama kalinya yang mereka lakukan dalam menanggapi isu keadilan sosial di AS.
Nike pernah merilis kampanye iklan mereka pada September 2018, dengan menampilkan pemain sepak bola AS dan aktivis Colin Kaepernick yang dikritik karena berlutut selama lagu kebangsaan AS di pertandingan sebagai protes terhadap rasisme.
Advertisement