DPRD Surabaya: Pedagang di Pasar Tradisional Belum Patuh Protokol Kesehatan

Anggota Komisi A DPRD Surabaya, Arif Fathoni menuturkan, pasar tradisional kurang tersentuh pemerintah hingga potensi penularan terbuka lebar.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Mei 2020, 22:00 WIB
Pasar Tradisional di Surabaya (sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak pedagang dan pembeli di pasar tradisional Rungkut, Surabaya, Jatim belum patuhi protokol kesehatan dengan tidak memakai masker dan jaga jarak. Padahal protokol kesehatan ini untuk mencegah penularan virus corona baru (Sars-CoV-2) yang sebabkan COVID-19

"Faktanya saya tadi keliling pasar-pasar di wilayah Rungkut, banyak pedagang tidak menerapkan protokol kesehatan," ujar anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni saat inspeksi di Pasar Soponyono, Rungkut, Surabaya, Minggu, (31/5/2020), seperti dikutip dari Antara.

Dia menuturkan, kehadiran Pemkot Surabaya cukup esensial dalam memberikan edukasi secara terus menerus kepada masyarakat tentang pentingnya menjalankan protokol kesehatan di tengan pandemi COVID-19 ini. Apalagi kawasan Rungkut masuk zona merah penularan dan penyebaran COVID-19 di Surabaya.

"Pasar-pasar tradisional kurang tersentuh kehadiran pemerintah, hingga potensi penularan terbuka lebar. Saya kira itu paling esensial dari pada berdebat dengan antarinstansi vertikal," ujar Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya ini.

Perdebatan antarinstansi vertikal yang dimaksud adalah polemik antara Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim terkait pengalihan mobil pinjaman BNPB yang mestinya untuk Surabaya tapi dialihkan ke Lamongan dan Tulungagung oleh Satuan Gugus Tugas COVID-19 Jatim beberapa hari lalu.

Oleh karena itu, ia berharap wali kota lebih meningkatkan komunikasinya dengan Gubernur Jatim terkait dengan penanganan COVID-19 di Surabaya.

Penanganan COVID-19, kata dia, tidak hanya soal alat tes, namun bagaimana pemerintah daerah merekayasa interaksi sosial agar warga mematuhi protokol kesehatan secara ketat baik dalam imbauan, penyediaan cairan pembersih tangan dan serta pembagian masker.

Sebagai kado HUT ke-727 Kota Surabaya yang jatuh pada 31 Mei ini, Arif Fathoni berharap wali kota memberikan kado kepada rakyatnya berupa kebijakan roadmap penanganan pandemik COVID-19 secara strategis.

"Yang sakit diobati, yang sehat jangan sampai terinfeksi. Caranya adalah pemerintah hadir dalam bentuk rekayasa sosial dengan protokol kesehatan ketat," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Diimbau Buat Pengaturan di Pasar Soponyono

Pasar Genteng Surabaya (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Ketua DPD Partai Golkar Jatim M. Sarmuji menambahkan agar pengaturan yang bisa dilakukan dengan lorong yang sempit di Pasar Soponyono Rungkut dibuat jalan searah sehingga tidak berpapasan.

"Jadi sesederhana itu bisa dilakukan," kata Sarmuji yang rumahnya berada di Wonoayu, Rungkut.

Koordinator Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) se-Kecamatan Rungkut, Erwin Tjahyuadi mengatakan, pasar-pasar di Rungkut sudah menerapkan protokol kesehatan seperti halnya memakai masker, menyediakan tempat cuci tangan, jaga jarak dan lainnya.

"Kalau protokol kesehatan sejak diterapkan sejak lama. Cuma masalahnya pada saat menjelang Lebaran pengunjung di pasar membludak. Ini sudah biasa terjadi setiap Lebaran," katanya.

Selain itu, ada sekitar 100 pedagang di Pasar Soponyono dan Pasar Pahing, Kecamatan Rungkut menjalani rapid test atau tes cepat pada 23 Mei lalu. Hasil dari rapid test seorang pedagang di Pasar Soponyono dinyatakan reaktif dan enam pedagang di Pasar Pahing dinyatakan reaktif.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya