Puan Maharani Ingin Pendidik PAUD Aktif Susun Protokol New Normal

Ketua DPR RI Puan Maharani ingin pendidik PAUD ikut aktif menyusun protokol New Normal kegiatan di PAUD.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 01 Jun 2020, 19:00 WIB
Ketua DPR Puan Maharani saat rapat konsultasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Ruang Pansus B, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (16/12). Rapat diikuti oleh Menteri Keuangan, pimpinan DPR, Komisi XI, Komisi VII, dan Banggar. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR RI Puan Maharani ingin para pendidik dan tenaga pengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ikut aktif menyusun protokol New Normal untuk kegiatan di PAUD. Ini karena setiap daerah punya karakteristik berbeda dalam penerapan New Normal, termasuk kegiatan di PAUD.

"Dalam kesempatan ini, saya mewakili DPR RI menyampaikan, bahwa DPR RI akan terus memberikan perhatian atas berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh para guru dan petugas PAUD di lapangan. Kami akan terus mencari solusi terbaiknya bersama dengan Pemerintah," ujar Puan dalam sesi webinar Menjadi Bijak Bestari di Era Pandemik dan Persiapan Menyambut New Normal, Senin (1/6/2020).

"Rincian New Normal untuk setiap jenis kegiatan dan wilayah tentu saja berbeda-beda, termasuk juga untuk kegiatan PAUD di setiap daerah yang ada di seluruh Indonesia. Dengan demikian, melalui Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) dapat ikut berperan aktif memberikan masukan untuk penyusunan protokol New Normal dalam kegiatan PAUD."

Penyusunan protokol New Normal untuk Paud supaya mendukung penyelenggaraan kegiatan pendidikan tetap berjalan. Dalam hal ini, suasana PAUD yang menyenangkan sekaligus memerhatikan kesehatan anak-anak. Kesehatan harus berjalan seiring sejalan dengan kegiatan yang ada.

"Tenaga kependidikan PAUD memiliki tanggung jawab yang besar karena dituntut menjadi teladan dan pembimbing, sehingga memberikan semangat kepada anak-anak. Para tenaga kependidikan PAUD terus-teruslah berkarya. Jangan pernah lelah demi membangun generasi muda Indonesia yang berkarakter," lanjut Puan.


Tidak Timbulkan Kebingungan Baru

Personil TNI berjaga di Stasiun MRT Bundaraan HI, Jakarta, Selasa (26/5/2020). Pengerahan aparat TNI dan Polri ini akan dilakukan di objek keramaian seperti di tempat lalu lintas masyarakat, mal, pasar tradisional, tempat pariwisata, dan lain-lain. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menyoal New Normal, Puan juga menegaskan, pelaksanaan kenormalan baru harus dipahami masyarakat agar tidak menimbulkan kebingungan baru di dalam masyarakat. Ia meminta Pemerintah membuat aturan yang matang.

"Saya hormati Pemerintah akan memulai New Normal, hanya saja saya mengingatkan Pemerintah agar tidak terburu-buru dalam melaksanakan New Normal. Protokol New Normal pun harus dipahami bersama dengan masyarakat, sehingga tidak akan menimbulkan kebingungan baru di dalam masyarakat," tegasnya.

Seperti protokol di pasar, pusat perbelanjaan akan berbeda dengan sekolah atau tempat kerja. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyusun pertimbangan bagi negara-negara sebelum menerapkan kehidupan normal baru.

"Seperti kemampuan untuk mengendalikan transmisi virus Corona; kemudian kemampuan Rumah Sakit untuk menguji, mengisolasi serta menangani setiap kasus dan melacak tiap kontak," kata Puan.

Kajian ilmiah penerapan New Normal juga harus dilakukan secara mendalam sebagai acuan pengambilan kebijakan. Pemerintah perlu transparansi data untuk menjelaskan posisi dalam kurva pandemi dan perkembangan ke depan.

"Sehingga rakyat mengetahui jelas mengapa disusun protokol kenormalan baru," ujar Puan.


Simak Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya