Cek Fakta: Imbauan Menko Luhut soal Petani Kurangi Tanam Sayur Tak Terkait dengan Impor China

Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta petani mengurangi tanam sayur. Pernyataan itu dikaitkan dengan impor sayur asal China. Benarkah? Cek fakta sebelum percaya!

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 01 Jun 2020, 17:17 WIB
Gambar Tangkapan Layar Berita Tentang Impor Sayuran

Liputan6.com, Jakarta - Kabar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta petani mengurangi menanam sayur dikaitkan dengan informasi soal banjir impor sayuran asal China pasca-menurunnya angka kasus Covid-19 di Tiongkok. 

Klaim tersebut beredar di media sosial, salah satunya disebarkan akun Facebook Zulkarnain Fajri pada 24 Mei 2020.

Akun Facebook Facebook Zulkarnain Fajri mengunggah gambar tangkapan layar artikel berita yang berjudul "Luhut Minta Petani Mengurangi Penanaman Sayur Mayur".

Judul berita tersebut kemudian dikaitkan dengan berita lainnya berjudul "Sayuran Asal China Mulai Membanjiri RI".

"Belilah di pasar tradisional itu sayur rakyat(lokal) bukan import. Yang import biar busuk di supermarket. Cintailah sayur dalam negeri bebas Covid 19 Insyaallah," tulis akun Facebook Zulkarnain Fajri.

Konten yang disebarkan akun Facebook Zulkarnain Fajri telah 2.500 kali dibagikan dan mendapat 209 komentar warganet.

 


Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta petani mengurangi menanam sayur karena adanya impor pangan dari China.

Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "Luhut Minta Petani Mengurangi Penanaman Sayur Mayur". Hasilnya terdapat artikel serupa yang diunggah akun Facebook Zulkarnain Fajri. Artikel tersebut dimuat situs pikiran-rakyat.com pada 28 Agustus 2019 lalu.

 

Cek Fakta: Imbauan Luhut soal Petani Kurangi Tanam Sayur Tak Terkait dengan dengan Impor China (Screenshot)

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa Luhut memang meminta kepada petani untuk mengurangi penanaman sayur mayur. Permintaan itu disampaikan Luhut warga Situ Cisanti, Kertasari, Bandung, Jawa Barat.

Ia ingin warga sekitar Situ Cisanti mengganti menanam tanaman lain yang lebih menghasilkan secara ekonomi. Misalnya saja, menanam sereh wangi dan tanaman lainnya.

Liputan6.com juga menemukan artikel berjudul "Sayuran Asal China Mulai Membanjiri RI" yang dimuat situs kumparan.com pada 15 Mei 2020.

 

Cek Fakta: Imbauan Luhut soal Petani Kurangi Tanam Sayur Tak Terkait dengan dengan Impor China (Screenshot)

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa pada April 2020, impor asal China, yang merupakan tertinggi di Indonesia. Nilai impornya naik USD 762,3 juta dibandingkan bulan sebelumnya.

Komoditas sayuran asal China menjadi barang yang paling banyak diimpor Indonesia selama bulan lalu. Nilainya mencapai USD 75,37 juta, naik 219,31 persen atau tiga kali lipatnya dibandingkan Maret 2020 yang hanya USD 23,60 juta. Sayangnya, BPS tak merinci lebih lanjut komoditas dari sayuran ini.

 


Kesimpulan Klaim

Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta petani mengurangi menenam sayur tidak ada kaitannya dengan kabar bahwa sayuran asal Tiongkok mulai membanjiri RI. 

Imbauan Menteri Luhut disampaikan pada Agustus 2019, sebelum kasus pertama Covid-19 terkonfirmasi di China. Sementara, kabar soal banjir impor sayuran asal Tiongkok dikabarkan pada 15 Mei 2020. 

 

Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya