Penjelasan Pemprov Jatim Terkait Jumlah Balita Terinfeksi Corona COVID-19

Ketua gugus kuratif COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi menuturkan, balita yang terpapar Corona COVID-19 tergolong sedikit.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 02 Jun 2020, 03:00 WIB
Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya yang juga menjabat sebagai ketua gugus kuratif COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi menjelaskan mengenai jumlah anak di bawah lima tahun yang terpapar Corona COVID-19 di wilayah setempat. 

Dia menuturkan, balita yang terpapar Corona COVID-19 tergolong sedikit. Yakni hanya 1,75 persen dari total pasien positif COVID-19 Jatim, yang jumlahnya mencapai 4.920 orang. 

"Yang bisa kita lihat di sini, anak-anak yang kurang dari lima tahun (yang terpapar Covid-19) kalau kita lihat persentasenya itu memang kecil. Kira-kira 1,75 persen. Mungkin karena anak-anak ya di rumah saja," ujarnya dalam konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin malam, 1 Juni 2020.

Joni belum bisa memastikan mengapa anak-anak di bawah usia lima tahun bisa terpapar COVID-19. Karena berdasarkan aksioma awal disebutkan, anak-anak tidak akan terpapar Covid-19. 

"Tentang penyakit ini dulu ada aksioma tidak akan menyerang anak-anak. Ternyata tidak," ucapnya. 

Joni juga mengungkapkan perbedaan pasien Corona COVID-19 di Indonesia dan di luar negeri. Jika di luar negeri kebanyakan pasien COVID-19 di atas usia 70 tahun, di Indonesia berbeda. Di Indonesia, kebanyakan pasien COVID-19 berada di kisaran umur 40-49 tahun.

"Kemudian kalau dari data yang kita tabulasi, demografinya itu laki-laki lebih banyak dari perempuan. Laki-laki itu 54 persen, sedangkan perempuan hanya 46 persen," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Update Corona COVID-19 di Jatim pada 1 Juni 2020

Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Tercatat ada tambahan 95 pasien baru Corona COVID-19 di Jawa Timur hingga Senin, 1 Juni 2020. Total keseluruhan pasien baru Corona COVID-19 mencapai 4.920 pasien di Jawa Timur.

Dari jumlah tersebut, Surabaya masih tetap menjadi penyumbang terbanyak yaitu 2.633 kasus. Saat ini Kota Pahlawan tidak hanya kategori zona merah biasa, tapi bahkan merah tua. 

"Kemudian ada yang tanya, itu (di peta COVID-19 Jatim) kok ada yang hitam, itu bukan hitam tapi merah tua. Seperti Sidoarjo yang angka kasusnya 500 (kasus) sekian, (zonanya) merah sekali, kalau angkanya dua ribu sekian (Surabaya) merah tua," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin malam, 1 Juni 2020.

Penambahan 95 pasien baru positif Corona COVID-19 itu tersebar di 19 kabupaten/kota. Rinciannya, 25 pasien di Kota Surabaya, 14 pasien di Kota Batu, 11 pasien di Kabupaten Jombang, sembilan di Sidoarjo, lima kasus di Gresik, dan empat pasien masing-masing di Kabupaten Kediri, Bondowoso, dan Bojonegoro.

Kemudian tiga pasien di Kabupaten Lamongan, dua pasien masing-masing di Kabupaten Malang, Nganjuk, Trenggalek, dan Jember, kemudian satu pasien masing-masing di Kota Madiun, Kota Malang, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Mojokerto. 

Khofifah bersyukur karena pada Senin terdapat pasien positif yang baru sembuh dengan jumlah mencapai 45 orang. Dengan demikian, total pasien positif Corona COVID-19 yang sembuh di Jatim sementara ini sebanyak 699 orang atau setara 14,21 persen. Ia menyampaikan apresiasi yang sangat kepada seluruh tenaga medis yang bekerja. 

Akan tetapi, terdapat enam pasien positif Corona COVID-19 pula yang baru dinyatakan meninggal dunia, sehingga total sementara ini yang meninggal sebanyak 418 orang atau setara 8,50 persen dari total kasus. Khofifah menyampaikan duka yang sangat mendalam atas kabar sedih itu. Ia berharap, ke depan angka kematian bisa diperkecil dan angka kesembuhan bisa diperbanyak.

Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan atau PDP bertambah menjadi 6.687, tetapi yang masih diawasi sebanyak 3.202 pasien atau setara 47,88 dari total PDP. Sementara jumlah orang dalam pemantauan atau ODP kini sebanyak 24.737, tapi yang masih dalam pantauan sebanyak 4.058 orang atau 16.40 persen dari total ODP. 

Jumlah orang tanpa gejala atau OTG masih tinggi, yaitu di angka 18.647 orang. Khofifah menyebut angka tersebut setara dengan 34 persen sehingga tetap diperlukan kewaspadaan berganda bagi masyarakat agar upaya menekan angka Corona COVID di Jatim bisa dicapai. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya