Kapten Juventus Ikut Kecam Kematian George Floyd

Selama delapan menit dan 46 detik, Chauvin berlutut di leher George Floyd.

oleh Thomas diperbarui 02 Jun 2020, 12:00 WIB
Bek Juventus, Giorgio Chiellini (Twitter/Giorgio Chiellini).

Liputan6.com, Turin- Kecaman atas kematian pria kulit hitam George Floyd di Minneapolis, Amerika Serikat, terus bermunculan. Para insan olahraga turut mengecam tindakan keji kepolisian Amerika Serikat yang menyebabkan George Floyd wafat.

Yang terbaru, kapten Juventus Giorgio Chiellini mengutarakan kegeramannya atas kepergian George Floyd yang sangat tragis akhir Mei lalu. Lewat media sosial, Chiellini kembali menekankan pentingnya membuang jauh-jauh sikap rasisme.

"Saya sudah melihat gambar dan melihatnya lagi. Dan saya perlu waktu. Untuk berpikir. Untuk pulih dari goncangan kekerasan sebesar ini. Bagaimana saya bisa menjelaskan kepada putri saya apa yang terjadi? Kata-kata apa yang saya katakan kepada mereka? Yang benar adalah, saya belum menemukannya. Tidak ada jawaban," tulis Chiellini di Twitter.

"Hanya satu pertanyaan, sekuat kehidupan yang diambil dari George Floyd: Mengapa? Bagaimana itu bisa terjadi? Mengapa sejarah berulang?"

Seperti diketahui, George Floyd meninggal dunia dengan tragis setelah tidak bisa bernafas akibat lehernya ditekan dengan lutut oleh petugas kepolisian Derek Chauvin. Selama delapan menit dan 46 detik, Chauvin berlutut di leher Floyd.

 

 


Komentar

Giorgio Chiellini (AFP/Marco Bertorello)

“Saya sudah membaca tagar #BlackLivesMatter. Seharusnya tidak perlu untuk menulisnya. Karena semua kehidupan itu penting. Setiap manusia. Setiap anak, anak laki-laki, pria, wanita dan orang di dunia," lanjut Chiellini.

“Tetapi jika mengulang itu membantu, jika masih belum jelas bagi seseorang: kehidupan hitam itu penting. Sekarang dan selalu," pungkas pria 35 tahun itu.


Protes

Kematian George Floyd menimbulkan gelombang protes di Negeri Paman Sam serta mengundang aksi solidaritas dari berbagai pelaku olahraga profesional.

Aksi protes di berbagai kota di Amerika Serikat berujung pada kerusuhan dan penjarahan. Sejumlah toko-toko barang mewah ludes dijarah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya