Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi bulan Mei 2020 sebesar 0,07 persen, angka ini lebih rendah dari inflasi bulan April 2020 yang sebesar 0,08 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, pada bulan Mei 2020, inflasi tahun kalender tercatat 0,90 persen dan inflasi tahun ke tahun tercatat 2,19 persen.
"BPS memantau di 90 kota pada Mei 2020, secara umum menunjukkan kenaikan tipis sekali sebesar 0,07 persen," ujar Suhariyanto saat mengumumkan angka inflasi di kantornya, Selasa (2/6/2020).
Baca Juga
Advertisement
Lanjut Suhariyanto, dari 90 kota yang menjadi objek penilaian Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 67 kota mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi.
Untuk inflasi tertinggi terjadi di Tanjungpandan sebesar 1,2 persen, disebabkan oleh kenaikan harga daging ayam ras, ikan dan bawang merah. Untuk inflasi terendah terjadi di Tanjungpinang, Bogor dan Madiun sebesar 0,01 persen.
Sementara untuk deflasi tertinggi tercatat di Luwuk yaitu -0,39 persen dan deflasi terendah di Manado sebesar -0,01 persen.
Dampak Covid-19, Bank Indonesia Ramal Inflasi Mei 2020 hanya 0,09 Persen
Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada Mei 2020 mencapai sebesar 0,09 persen secara month-to -month (mtm). Sementara inflasi secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai 2,21 persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan inflasi ini lebih rendah dibandingkan dengan Ramadhan atau Idul Fitri tahun-tahun sebelumnya. Di mana pada 2019 di bulan Ramadan itu inflasi sebelum Idul Fitri mencapai 0,68 persen, setelah Idul Firtri mencapai 0,55 persen. Kemudian pada 2018 juga inflasi terjadi 0,59 persen dan di 2017 0,69 persen.
"Kami perkirakan di bulan Mei ini inflasinya sangat sangat rendah berapa 0,9 persen, kalau dihitung secara tahunan 2,21 persen. Jadi Ramadan tahun ini Alhamdulillah sangat rendah," kata dia dalam video conference di Jakarta, Kamis (28/5/2020).
Dengan demikian, kondisi itu meyakinkan inflasi tahun ini akan tetap terjaga dikisaran sasaran yang telah ditetapkan yaitu 3 persen plus minus 1 persen.
"Insyaallah sasaran tahun ini inflasi tetap terjaga di Kisaran sasaran 3 persen," katanya.
Dia mengungkapkan ada beberapa faktor menyebabkan inflasi pada bulan Ramadhan ini rendah. Pertama adalah dampak daripada pandemi Covid-19. Kondisi itu menyebabkan beberapa permintaan dari masyarakat turun dan mempengaruhi daya beli.
"Dampak dari Covid-19 tentu saja menurunkan permintaan dari masyarakat akan barang dan jasa kalau tahun-tahun sebelumnya kita di bulan Ramadan berbuka puasa tidaknya di rumah, juga di restoran demikian juga belanjanya itu juga banyak tahun ini karena Covid-19 permintaan itu rendah," jelas dia.
Advertisement