Indonesia Tak Berangkatkan Haji Tahun Ini, Dirut Garuda Indonesia Putar Otak

Garuda Indonesia menjadi salah satu maskapai paling banyak menerbangkan jamaah haji setiap tahunnya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Jun 2020, 15:00 WIB
Garuda Indonesia. (dok.Instagram @garuda.indonesia/https://www.instagram.com/p/Btnk6AMDeJc/Henry

Liputan6.com, Jakarta Garuda Indonesia harus menerima nasib. Disaat penerbangan akibat pandemi crona belum pulih, kini pemerintah memutuskan untuk membatalkan pemberangkatan haji untuk tahun ini. Harapan pendapatan bagi Garuda Indonesia akhirnya pupus.

Apa yang dialami industri penerbangan kali ini dinilai Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra penuh tantangan. Untuk itu, dirinya tengah memikirkan berbagai strategi untuk mencari pendapatan lainnya.

"Kita ikuti (keputusan pemerintah) saja," kata Irfan saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (2/6/2020).

Selama ini penerbangan haji selalu dilayani dengan pesawat-pesawat berbadan lebar (wide body), seperti salah satunya Boeing 777. Pesawat ini jika tak diterbangkan, tentu biaya perawatannya dikenal cukup mahal.

Tentunya, jika pasrah, kondisi keuangan perusahaan justru semakin tertekan. Ifran mengaku akan menerbangkan pesawat-pesawat ini untuk rute lain.

"Kita akakn coba push ke rute lain. Baik domestik ataupun internasional," ungkap dia.

Sebagai perbandingan, Garuda Indonesia pada 2019 lalu memberangkatkan 82.961 jamaah haji ke tanah suci. Catatan lainnya, ketepatan penerbangannya pun lebih tinggi dibanding target sebesar 90 persen, yakni mencapai 97,6 persen.


Pemberangkatan Haji Dibatalkan, Garuda Indonesia Kian Merana

Pesawat maskapai Garuda Indonesia terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (16/5/2019). Pemerintah akhirnya menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat atau angkutan udara sebesar 12-16 persen yang berlaku mulai Kamis hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, PT Garuda Indonesia (Persero) harus mau menerima konsekuensi pembatalan pemberangkatan jamaah haji Indonesia ke Arab Saudi pada tahun ini.

"Itu konsekuensi-konsekuensi lah. Semua negara juga ngalamin penerbangannya," kata Arya dalam sesi diskusi online, Selasa (2/6/2020).

Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razie telah mengumumkan keputusan dalam penyelenggaraan haji 2020 atau 1441 H. Menurutnya, pemerintah memutuskan untuk membatalkan pemberangkatan jamaah haji Indonesia ke Tanah Suci.

"Keputusan ini diambil dikarenakan Arab Saudi tak kunjung membuka akses bagi jamaah haji dari negara manapun. Akibatnya, pemerintah tidak mungkin lagi memiliki cukup waktu untuk melakukan persiapan utamanya dalam pelayanan dan perlindungan jamaah," ucapnya.

Garuda Indonesia yang kerap melayani angkutan haji tiap tahunnya turut terkena imbas kebijakan tersebut. Padahal, penerbangan haji bisa jadi salah satu opsi untuk menaikan keuangan perusahaan yang kini jumlah penumpangnya menurun tajam akibat wabah pandemi corona.

Sebagai perbandingan, Garuda Indonesia pada 2019 lalu memberangkatkan 82.961 jamaah haji ke tanah suci. Catatan lainnya, ketepatan penerbangannya pun lebih tinggi dibanding target sebesar 90 persen, yakni mencapai 97,6 persen.

Saat ini Garuda Indonesia tengah dihadapkan berbagai tantangan berat akibat pandemi corona. Perusahaan tengah melakukan efisiensi besar-besaran demi tetap bertahan. Terbaru, maskapai penerbangan plat merah tersebut telah melakukan PHK sejumlah pilotnya.

Belum masalah corona ini usai, pemerintah telah membatalkan pemberangkatan haji untuk 2020. Padahal penerbangan haji diharapkan bisa menjadi pendapatan perusahaan usai pademi corona.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya