Erick Thohir: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Serap Banyak Tenaga Kerja

Menteri BUMN Erick Thohir memastikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan diperpanjang hingga ke Surabaya

oleh Athika Rahma diperbarui 02 Jun 2020, 16:00 WIB
Menteri BUMN, Erick Thohir memberikan paparan dalam rapat dengan Panitia Kerja (Panja) DPR RI untuk skandal di PT Asuransi Jiwasraya (Persero), di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/1/2020). Erick Thohir diundang untuk membahas penyelesaian sengkarut Jiwasraya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan pihaknya akan mengikuti instruksi Presiden Joko Widodo untuk terus menggarap Proyek Strategis Nasional (PSN) meskipun pandemi Corona masih berlangsung.

Hal itu dinilai dapat mendorong perekonomian nasional sekaligus tetap menjadi wadah bagi para pekerja mencari nafkah di situasi serba sulit seperti saat ini.

Dalam konteks ini, Erick menyinggung kelanjutkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang target penyelesaiannya tetap dipatok pada September 2022 mendatang.

"Kami harus optimistis. Negara dalam kondisi yang terus memikirkan pembukaan lapangan kerja. Tadi Pak Presiden sudah setuju disambungkan Jakarta-Bandung-Surabaya supaya lebih visibel, dan ini pasti menyerap tenaga kerja yang luar biasa," ujar Erick dalam sebuah diskusi, sebagaimana ditulis Selasa (2/6/2020).

Bahkan, Menteri BUMN bilang Presiden sudah setuju untuk memperpanjang jalur kereta cepat tersebut hingga ke Surabaya.

"Sesuai arahan Presiden, agar lebih ekonomis untuk didorong kelanjutan proyek tidak hanya berhenti di Bandung, tapi sampai Surabaya," paparnya.

 


Ambil Kesempatan

Menteri BUMN Erick Thohir saat rapat bersama DPR di Ruang Pansus B Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/5/2020). Rapat tertutup tersebut membahas antisipasi skema penyelamatan perbankan akibat COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain itu, Erick juga bilang, Indonesia harus mengambil kesempatan terkait rencana beberapa negara seperti Jepang dan Amerika Serikat yang hendak merelokasi pabriknya dari China agar iklim investasi di Indonesia kembali bergairah.

"Menlu dan kepala BKPM dan Menko (Perekonomian) harus lebih agresif untuk membawa mereka ke Indonesia," tambahnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya