Krisis Corona COVID-19 Yaman Mengerikan, PBB Harap $ 2,4 M dari Konferensi Donor

PBB melaporkan, 20 persen orang Yaman yang menderita Corona COVID-19 meninggal dibandingkan rata-rata global yang 7 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2020, 08:03 WIB
Warga berbelanja di sebuah pasar menjelang Hari Raya Idul Fitri di Sanaa, Yaman, Jumat (22/5/2020). Idul Fitri menandai berakhirnya bulan suci Ramadan. (Xinhua/Mohammed Mohammed)

Liputan6.com, Sana - Para pejabat kemanusiaan di lapangan mengatakan Virus Corona COVID-19 membuat situasi yang sudah mengerikan di Yaman menjadi lebih buruk.

Berkaca pada kondisi tersebut, pekerja bantuan PBB di Yaman mengatakan mereka akan meminta lebih dari US$ 2,4 miliar pada konferensi internasional untuk membantu salah satu negara termiskin di dunia itu. Demikian seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (3/6/2020).

Kantor berita Associated Press mengatakan pandemi Virus Corona COVID-19, dan bahaya terperangkap pertempuran antara pasukan pimpinan Saudi dan pemberontak Houthi yang didukung Iran, memaksa PBB menutup atau mengurangi 75 persen programnya di Yaman dan memotong jatah makanan.

"Ada juga laporan pasien Virus Corona COVID-19 yang ditolak rumah sakit karena sistem perawatan kesehatan Yaman yang hampir tidak berfungsi mungkin tidak mampu menangani sejumlah besar kasus," kata para pejabat.

PBB melaporkan, 20 persen orang Yaman yang menderita COVID-19 meninggal dibandingkan rata-rata global yang 7 persen.

PBB menuduh pemberontak Houthi, yang menguasai Ibu Kota Yaman, Sana'a, tidak melaporkan jumlah kasus Virus Corona COVID-19. Houthi membantah tuduhan itu.

PBB mengatakan 80 persen warga sipil Yaman membutuhkan bantuan makanan atau menghadapi kelaparan.

Simak video pilihan berikut:


Tak Ada Dana

Warga berbelanja menjelang bulan suci Ramadan di pasar kota tua Sanaa, Yaman, Sabtu (18/4/2020). Umat muslim di Timur Tengah bersiap untuk bulan Ramadan yang suram akibat pandemi virus corona COVID-19. (Mohammed HUWAIS/AFP)

Sekitar 75 persen program bantuan PBB di Yaman terpaksa diakhiri atau dibatasi. Program Pangan Dunia (WFP) memangkas hingga setengah kontribusinya. Layanan-layanan kesehatan yang didanai PBB dikurangi di 189 dari 369 rumah sakit di berbagai penjuru negara itu.

“Sungguh sulit melihat langsung wajah mereka dan mengatakan, ‘Maaf bantuan pangan untuk kamu bertahan hidup terpaksa kami kurangi hingga setengahnya’,” kata Lisa Grande, koordinator bantuan PBB untuk Yaman. Ia menambahkan, bantuan untuk Yaman seharusnya meningkat mengingat negara itu juga sedang menghadapi wabah Virus Corona COVID-19.

Penyusutan dana bagi operasi bantuan di Yaman disebabkan beberapa faktor, namun yang paling utama adalah karena gangguan yang ditimbulkan kelompok pemberontak Houthi, yang menguasai ibu kota, Sanaa, dan beberapa wilayah lainnya. Amerika Serikat, salah satu donor terbesar, mengurangi bantuannya ke Yaman sebelumnya tahun ini, dengan alasan adanya campur tangan Houthi.

Pada Selasa 2 Juni, PBB akan menyelenggarakan konferensi untuk meminta bantuan internasional bagi Yaman. Konferensi yang dipimpin bersama oleh Arab Saudi itu akan mengusahakan pengadaan dana sebesar 2,41 miliar dolar untuk menutupi berbagai operasi bantuan penting yang disponsori PBB bagi Yaman dari Juni hingga Desember tahun ini.

Banyak pihak mempertanyakan maksud Saudi menggalang bantuan kemanusiaan ini. Negara itu dituding sebagai pemain utama dalam perang saudara di Yaman sejak melancarkan pengeboman pada 2015 untuk memaksa mundur Houthi yang didukung Iran, yang telah menguasai bagian utara Yaman. Apalagi, seperti halnya Houthi, Saudi terus melancarkan perang di Yaman, sehingga menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya