Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan pengembang terkemuka Australia, Crown Group, memberikan pemutakhiran informasi terkini terkait pandangannya terhadap perusahaan-perusahaan global yang mulai beradaptasi dengan teknologi pada saat pandemi global Covid-19.
CEO & Founder Crown Group, Iwan Sunito, mengungkapkan pandangannya terhadap transformasi yang terjadi atas perusahaan-perusahaan di dunia dalam tiga bulan terakhir.
Advertisement
“Kondisi saat ini telah memaksa banyak perusahaan untuk melakukan proses transformasi menjadi perusahaan yang berbasis teknologi. Ketiadaan kesempatan untuk berinteraksi secara normal telah memunculkan celah baru kebutuhan ataupun ketergantungan terhadap teknologi," ungkap Iwan Sunito dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (2/6/2020).
“Dan perlu diingat bahwa selalu ada kesempatan berkembang di setiap krisis yang terjadi, yang berujung kepada lahirnya sebuah inovasi,” lanjut dia.
Iwan menjelaskan, Crown Group sebagai salah satu perusahaan swasta terbesar di Australia selalu mengadaptasi teknologi sejak dahulu, untuk menciptakan pengalaman baru bagi pembeli properti dan tamu hotel.
“Kami telah berhasil menciptakan video 360-derajat yang menakjubkan untuk proyek-proyek utama kami dan hotel Skye Suites, termasuk diantaranya Mastery by Crown Group dan Waterfall by Crown Group," jelas dia.
"Raihan penjualan kami hingga bulan Mei 2020 berhasil mencapai Rp 630 miliar dan ini melampaui ekspektasi kami sebelumnya," tandas dia.
Dampak Corona, Perusahaan Asuransi Ramai-Ramai Go Digital
Pandemi Coronacovid-19 memberikan imbas beragam terhadap banyak sektor. Ada yang mengalami kejatuhan, ada pula yang mengalami kenaikan pesat. Di sisi lain, ada pula kebiasaan-kebiasaan baru yang muncul akibat diberlakukannya penguncian untuk menekan persebaran Corona Covid-19 di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, pemerintah telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sehingga, hampir seluruh kegiatan perkantoran dan usaha, khususnya di Jakarta, dilakukan dari rumah, atau Work From Home (WFH).
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Hastanto Sri Margi Widodo menjelaskan, bahwa belakunya PSBB berimbas pula pada perusahaan ansuransi, dimana perusahaan yang dulunya dianggap industri yang tradisional, kini sudah update dengan memanfaatkan tanda tangan elektronik pada polis-polisnya.
"Jadi, organisasi yang tua, karena Corona covid-19 ini, kita involve. dan involve-nya ini agak ekstrim," jelasnya, Selasa (5/5/2020).
Sementara itu, Direktur Perluasan & Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan, Andayani Budi Lestari mengatakan tidak mungkin untuk mengadopsi tanda tangan polis secara elektronik untuk menjangkau seluruh peserta BPJS.
Pasalnya, peserta BPJS (JKN-KIS)tercatat mencapai 222.966.022 jiwa, atau 83 persen dari total penduduk Indonesia.
"Sehingga, kami menyiapkan IT yang secanggih apapun pasti akan ada segmen tertentu yang mungkin harus disentuh tidak pakai IT,"
Bukan berarti tak ada, Andayani menjelaskan bahwa sudah ada Aplikasi JKN Mobile yang bisa diakses secara online. Namun menurutnya, masih banyak masyarakat yang merasa lebih aman ketika membawa kartu fisik.
Advertisement