Pakar Mikrobiologi UI: Vaksin COVID-19 Paling Cepat Hadir 1 Tahun Lagi

Tidak dalam waktu dekat, vaksin COVID-19 paling cepat hadir itu sekitar satu hingga dua tahun lagi.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 03 Jun 2020, 10:00 WIB
Ilustrasi menanti vaksin COVID-19 (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang menggantungkan harapan akan kehadiran vaksin COVID-19. Faktanya, vaksin ini tidak akan hadir dalam waktu dekat. Paling cepat sekitar satu tahun lagi.

"Saya sebagai ahli mikrobiologi, dengan humble mengatakan itu (vaksin) tidak akan terbentuk dalam waktu dekat, paling cepat satu - dua tahun lagi," kata Ketua Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Pratiwi Sudarmono.

Pratiwi menjelaskan bahwa dalam pembuatan vaksin harus melewati banyak tahapan dan waktu yang tidak sebentar. Tahapan pertama adalah membentuk atau merancang DNA yang bisa 'menggendong' bagian virus sehingga nantinya bisa membuat antibodi bila dimasukkan ke tubuh manusia.

Saat ini, ada sekitar 100 penelitian di dunia yang mencoba membuat vaksin melawan virus Corona penyebab COVID-19, sekitar 10-12 penelitian tengah melakukan uji klinis tahap satu dan dua. Pada tahapan tersebut peneliti mencari tahu aspek keamanan, dosis serta memasukkan ke tubuh hewan untuk mengetahui apa berdampak atau tidak terhadap antibodi.

"Jadi kalau ada antibodinya, kita bisa naik lagi ke fase tiga yakni ke manusia. Jika tidak ada antibodi kembali lagi ke awal. Bila ada, lanjut ke fase tiga dan empat itu memerlukan waktu satu hingga dua tahun," jelas Pratiwi dalam video Youtube BNPB ditulis Rabu (3/6/2020).

 


Lebih Baik, Disiplin Lakukan Protokol Kesehatan

Salah satu pedagang menggunakan face shield dan sarung tangan saat melayani pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Senin (1/6/2020). Saat era new normal, para pedagang di pasar rakyat diwajibkan menggunakan masker, face shield, dan sarung tangan selama beraktivitas. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Mengingat waktu yang dibutuhkan untuk menemukan vaksin tidak dalam waktu dekat serta tidak mungkin virus ini juga pergi, wanita yang juga melakukan penelitian vaksin demam berdarah ini menyaranan agar kita beradapatasi dengan pola hidup yang baru.

"Kita tidak bisa berpikir menunggu virusnya pergi, itu tidak mungkin. Sekali dia ada akan terus ada," tuturnya.

Sehingga yang perlu dilakukan adalah beradaptasi dalam bekerja, belajar, beribadah, bersilahturahmi dalam kondisi virus Corona. Cara yang paling efektif adalah menjalankan protokol kesehatan dengan tertib dan disiplin.

"Kita harus ubah perilaku kita, mau enggak mau," tutur Pratiwi.

Di kesempatan yang sama, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan bahwa kita tidak perlu memakai pendekatan menunggu vaksin karena masih lama baru bisa ada. Melainkan gunakan pendekatan preventif agar tidak tertular virus Corona penyebab COVID-19.

"Preventif itu bisa dengan vaksin dan preventif yang kita bisa lakukan sendiri yakni dengan mencegah agar tidak berinteraksi dengan virus itu secara langsung. Maka dengan cara melakukan protokol kesehatan, pratikkan secara tertib dan disiplin secara individu dan kelompok," saran Wiku.

Selama kita bisa menjaga jarak minimal satu meter dari orang lain saat berada di luar rumah, memakai masker saat di luar rumah, rajin cuci tangan menggunakan sabun, segera membersihkan diri bila dari luar, kita bisa melakukan hal produktif dengan aman dari COVID-19.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya