Liputan6.com, Jakarta Pengaruh genetik terhadan tinggi badan seorang anak hanya sekitar 10-20 persen. Sementara faktor makanan lebih dominan memengaruhi tinggi badan anak seperti disampaikan Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia Prof Hardinsyah.
"Faktor makanan dan lingkungan lebih dominan dan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi genetik," kata Hardinsyah dalam bincang-bincang daring World Milk Day dan Hari Susu Nusantara 2020 seperti dikutip Antara.
Advertisement
Hardinsyah mencontohkan tinggi orang Jepang saat masih menjajah Indonesia. Saat itu, rata-rata tinggi badan anak muda Jepang hanya 158 cm, kini 172 cm.
Berbagai makanan sehat yang dapat menambah tinggi badan diantaranya kacang-kacangan, ayam, almond, sayuran, ubi, telur, buah berry juga salmon serta susu.
"Susu bukan satu-satunya pangan sumber zat gizi, Tetapi susu dapat melengkapi pemenuhan gizi yang berkualitas dalam mewujudkan gizi seimbang," jelas dia.
Hardinsyah menjelaskan, susu adalah salah satu sumber protein hewani yang juga zat gizi, baik makro maupun mikro, seperti vitamin dan mineral untuk membantu tubuh tumbuh sehat dan kuat.
Bagi seorang remaja atau dewasa, dalam segelas susu terkandung separuh kebutuhan kalsium dan vitamin D, memenuhi 20-30 persen kebutuhan protein, vitamin B6, B9, B12, E dan fosfor, serta 10-15 persen kebutuhan energi, lemak yang unik, vitamin B5, zink, selenium dan magnesium.
"Semua zat gizi ini turut membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, pertumbuhan dan kekuatan tulang dan gizi, serta kekuatan otot dan kemampuan berpikir,” kata Hardinsyah.