Liputan6.com, Jakarta Kepala Rumah Sakit San Raffaele, Milan, Alberto Zangrillo mengatakan COVID-19 di Italia secara klinis akan segera hilang.
Sepanjang Mei, Infeksi dan kasus kematian baru akibat COVID-19 di negara tersebut terus mengalami penurunan.
Advertisement
"Pada kenyataannya, keberadaan virus di Italia secara klinis tak akan lama lagi. Swab yang dilakukan selama 10 hari terakhir menunjukkan viral load secara kuantitatif menjadi benar-benar sangat kecil dibandingkan dengan yang dilakukan sebulan atau dua bulan lalu," kata Alberto seperti dikutip dari New York Post.
Italia memiliki angka kematian tertinggi ketiga di dunia dari COVID-19, dengan 33.475 kematian dan 233.197 kasus yang dikonfirmasi pada Selasa (2/6/2020), menurut data dari Johns Hopkins University.
Simak Video Berikut Ini:
Kata Dokter Lainnya
Dokter lainnya, Matteo Bassetti, setuju bahwa coronavirus telah melemah.
"Kekuatan yang dimiliki virus itu dua bulan lalu bukanlah kekuatan yang sama dengan yang dimiliki hari ini," kata Bassetti, kepala klinik penyakit menular di rumah sakit San Martino di kota Genoa.
"Jelas bahwa hari ini penyakit COVID-19 berbeda."
Meski begitu, pemerintah Italia mendesak warga untuk terus berlatih menjaga jarak sosial dan langkah-langkah keamanan lainnya.
"Menunggu bukti ilmiah untuk mendukung tesis bahwa virus telah hilang, saya akan mengundang mereka yang mengatakan itu agar tidak membingungkan orang Italia," ujar Sandra Zampa, wakil menteri di kementerian kesehatan Italia.
"Kita seharusnya mengundang orang Italia untuk menjaga kewaspadaan maksimum, menjaga jarak fisik, menghindari kelompok besar, untuk sering mencuci tangan dan memakai masker."
Advertisement