Doni Monardo: Penerapan Protokol Kesehatan Harga Mati

Kepala BNPB Pusat Letjend TNI, Doni Monardo menuturkan, langkah mitigasi atau pencegahan juga harus dilakukan agar sedikit yang terpapar COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2020, 11:00 WIB
Di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (6/5/2020), Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo menegaskan, mudik tetap tidak boleh dilakukan. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat Letjend TNI, Doni Monardo mengharapkan, pasien yang saat ini dirawat kemudian sembuh dari Corona COVID-19 agar mendonorkan plasmanya kepada pemerintah untuk pengobatan pasien yang sakit berat.

Berdasarkan data pemerintah kota, sebanyak 226 kasus kematian akibat COVID-19 memiliki riwayat penyakit penyerta.

Oleh karena itu, ia meminta agar jenis penyakit penyerta itu dipelajari, kemudian diinformasikan ke masyarakat agar berhati-hati. Dia menuturkan, di Jawa Timur itu penyakit penyerta yang paling tinggi adalah diabetes, kemudian hipertensi.

"Makanya, yang memiliki diabetes harus diingatkan agar berhati-hati," ujar dia, seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id, Rabu (3/6/2020).

Pada kesempatan itu, ia mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah melakukan langkah-langkah yang sangat baik. Peningkatan kasus terkonfirmasi yang dialami Surabaya merupakan buah kerja keras dalam melakukan tracing atau pelacakan dan pengambilan sampel di berbagai lingkungan masyarakat.

"Tentunya tak mudah untuk mendapatkan informasi daerah yang kawasannya banyak yang positif. Ini langkah yang strategis dan sangat cerdas," ujar dia.

Doni berpesan, langkah mitigasi atau pencegahan juga harus dilakukan agar sedikit yang terpapar COVID-19. Kemudian, langkah sosialisasi yang massif ke masyarakat juga perlu disampaikan.

Dia mengatakan, kalau tidak diikuti dengan penjelasan yang maksimal, warga akan merasa aman-aman saja. Apalagi, di beberapa daerah di luar Jawa sudah ada pembukaan menuju masyarakat yang produktif dan konstruktif.

"Selama kasus COVID-19 berada di tengah masyarakat, kita tak boleh lengah. Penerapan protokol kesehatan harga mati. Kalau kita abaikan, tak disiplin dan tak menggunakan masker, tak menjaga jarak dan tak rajin cuci tangan, tentu akan membahayakan. Apalagi bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Ada Tiga Sumber Penularan COVID-19

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo memberikan arahan kepada para bupati dan walikota dalam pengambilan keputusan melaksanakan aktivitas Aman COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (30/5/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Doni juga mengatakan, ada tiga sumber penularan COVID-19, yakni melalui mata, hidung dan mulut. Oleh karena itu, ia meminta untuk sesering mungkin cuci tangan dan selalu menggunakan masker, karena seringkali tak sadar menyentuh barang, sehingga seseorang menjadi terpapar.

"Kebiasaan bersin dengan tak menutup mulut menimbulkan ancaman bagi lainnya," tegasnya.

Doni Monardo menegaskan, Presiden Joko Widodo telah memikirkan bagaimana agar masyarakat aman dari COVID-19 ini, tetapi kegiatan produktif tetap bisa dilaksanakan. Lantaran, tak memungkinkan untuk memilih salah satu, kesehatan saja atau bidang kegiatan ekonomi masyarakat.

"Kalau kita memilih salah satu, seperti makan buah simalakama. Dimakan, Bapak mati enggak dimakan Ibu mati," ujar dia.

Oleh karena itu, ia meminta semua elemen masyarakat untuk bersatu melawan COVID-19 ini. Ia juga terus mendorong kegiatan pengamanan supaya tak terpapar COVID-19.

"Kami juga meminta aktivitas harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan disiplin yang tinggi," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya