Liputan6.com, Karachi - Seorang anak perempuan yang mengalami cedera serius di darat setelah sebuah pesawat jatuh di kawasan permukiman yang padat di Karachi, Pakistan, bulan lalu, akhirnya meninggal.
Keluarganya, mengatakan pada Selasa 2 Juni 2020, Naheeda Bibi (12) meninggal Senin malam 1 Juni karena luka bakar parah yang dideritanya.
Menurut Rubina Bashir, pejabat rumah sakit di mana Bibi dirawat, keadaan Bibi memburuk selama dua hari terakhir. Luka bakar di hampir 60 persen tubuhnya telah membuat Bibi mengalami gagal jantung.
Baca Juga
Advertisement
Bibi bekerja sebagai asisten rumah tangga di sebuah rumah yang tertimpa pesawat penumpang Pakistan International Airlines (PIA) yang jatuh pada 22 Mei. Kecelakaaan pesawat Airbus A320 itu menewaskan 97 penumpang dan awaknya. Dua penumpang dilaporkan selamat dalam kecelakaan itu.
Bibi termasuk salah satu dari empat warga setempat yang cedera dalam musibah itu. Keempatnya dilarikan ke rumah sakit karena luka bakar serius, namun Bibi yang dilaporkan tidak mampu bertahan.
Pesawat dengan nomor penerbangan PK-8303 sedang terbang dari Lahore menuju Karachi pada saat jatuh, setelah berusaha mendarat di bandara Karachi karena mengalami kerusakan mesin, Sedikitnya 18 rumah rusak dihantam kapal itu.
Kecelakaan itu terjadi hanya beberapa hari setelah Pakistan mencabut pembatasan perjalanan terkait wabah Vieua Corona COVID-19 menjelang liburan Idul Fitri. Pakistan sudah menjalani lockdown sejak pertengahan Maret karena virus tersebut.
Pakistan memiliki lebih dari 76.398 kasus, termasuk 1.621 kematian.
Simak video pilihan berikut:
Investigasi
Juru bicara PIA Abdullah Khan mengatakan bahwa kotak hitam pesawat ditemukan pada Jumat 22 Mei malam dan akan diserahkan kepada penyelidik. Kotak hitam merekam data penerbangan dan rekaman suara kokpit di pesawat.
CEO maskapai itu Arshad Malik, pada Jumat 22 Mei, mengatakan pesan terakhir dari pilot mengindikasikan ada masalah teknis di atas pesawat.
Asosiasi Pilot Maskapai Pakistan mengatakan pihaknya harus terlibat dalam penyelidikan kecelakaan itu. Mereka juga menyerukan Organisasi Aviasi Sipil Internasional dan Asosiasi Federasi Pilot Maskapai Internasional untuk ikut dalam tim penyelidikan.
Advertisement