Polisi di Sumut Tembak Kepala Sendiri, Diduga Stres Akibat Sakit Tak Kunjung Sembuh

Kehebohan mewarnai warga yang bermukim di Dusun V, Desa Gempolan, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (Sumut), Rabu, 3 Juni 2020. Sekitar pukul 08.00 WIB, terdengar suara tembakan dari salah satu rumah warga.

oleh Reza Efendi diperbarui 04 Jun 2020, 06:45 WIB
Suara tembakan tersebut merupakan aksi bunuh diri yang dilakukan oleh seorang personel kepolisian, Mangara Alva Pasaribu.

Liputan6.com, Serdang Bedagai Kehebohan mewarnai warga yang bermukim di Dusun V, Desa Gempolan, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (Sumut), Rabu, 3 Juni 2020. Sekitar pukul 08.00 WIB, terdengar suara tembakan dari salah satu rumah warga.

Belakangan diketahui suara tembakan tersebut merupakan aksi bunuh diri yang dilakukan oleh seorang personel kepolisian, Mangara Alva Pasaribu. Polisi berpangkat Bripka ini mengakhiri hidup di rumah orang tuanya.

"Yang bersangkutan bunuh diri dengan menggunakan senpi (senjata api) dinas Polri jenis revolver," kata Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja.

Bripka Mangara merupakan Personel Polsek Rambutan, Polres Tebing Tinggi. Polisi berusia 36 tahun ini warga Jalan Sei Beringin, Kelurahan Tebing Tinggi Lama, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi.

Informasi diperoleh, Mangara bunuh diri di depan adiknya sendiri, Ronal Nikson Pasaribu (33). Sebelum peristiwa itu terjadi, Ronal diminta ibunya untuk datang dan melihat abangnya yang mengunci diri di kamar, dan menyatakan ingin minum racun.

Mangara sempat membuka pintu kamar dan bersedia bertemu Ronal. Saat itu, Mangara berada di sudut kamar dan mempersiapkan peluru, serta mengarahkan senpi ke dagu. Ronal sempat membujuk, namun Mangara menyuruhnya pergi.

Tidak lama kemudian, Mangara menarik pelatuk senpi miliknya dan terdengar suara ledakan. Melihat kejadian itu, Ronal meminta tolong kepada masyarakat sekitar. Saat itu juga Mangara telah meninggal dunia bersimbah darah.

Pihak Polres Serdang Bedagai dan Polres Tebing Tinggi yang dihubungi langsung turun ke lokasi. Selanjutnya dilakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk menyelidiki motif yang membuat Mangara nekat mengakhiri hidupnya dengan cara tragis.

"Olah TKP dilakukan Tim Inafis Polres Serdang Bedagai dan Polres Tebing Tinggi," terang Tatan.

 

Saksikan juga video pilihan berikut:


Diduga Stres

Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Robin Simatupang mengatakan, Mangara diduga mengalami stres akibat keluhan sakit yang dideritanya. Mangara memiliki keluhan sakit di pinggangnya, dan sudah menahun.

"Sakit di pinggangnya itu membuat dia stres, karena tidak kunjung sembuh," ucap Robin.

Jenazah Bripka Mangara telah dibawa petugas ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Kota Tebing Tinggi untuk penyelidikan lebih lanjut. Mangara meninggal dunia dengan luka tembak dari dagu tembus kepala. Tidak jauh dari tubuhnya, ditemukan sepucuk senpi revolver.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya