Liputan6.com, Jakarta Pandemi Corona Covid-19 berdampak besar pada kehidupan masyarakat. Banyak aktivitas masyarakat yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu, ada pula penyesuaian terhadap hal-hal baru yang dianjurkan oleh berbagai pihak terkait dalam penanggulangan wabah tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Anjuran atau imbauan tersebut seperti rajin mencuci tangan, menggunakan masker hingga penerapan social distancing atau jaga jarak. Kendati demikian, masih banyak masyarakat belum paham dengan seberapa jauh jarak yang harus diterapkan dalam social distancing.
Guna mencegah penyebaran corona seorang pembuat sepatu asal kota Transylvania Cluj, Rumania ini melakukan inovasi unik. Pria bernama Grigore Lup tersebut menciptakan sepatu kulit berhidung panjang atau pinokio untuk membantu membuat orang menjaga jarak.
Sepatu berhidung panjangnya itu dilabeli dengan ukuran Eropa 75. Grigore yang telah membuat sepatu selama 39 tahun, mengatakan bahwa idenya berawal dari ketika ia melihat banyak orang tidak mengikuti imbauan social distancing untuk cegah corona.
"Saya melihat orang-orang berkerumun dan tidak menghormati aturan jarak sosial dan saya berkata pada diri sendiri mari kita membuat sepatu untuk menghukum mereka atau bahwa mereka benar-benar bisa memakainya dan mungkin itu cara mereka akan menjaga jarak," kata Grigore seperti dikutip oleh Liputan6.com dari Metro.co.uk, Kamis (4/6/2020).
Sepatu Ini Memberikan Jarak Hingga Satu Setengah Meter
Jika misalnya ada dua orang yang mengenakan sepatu berukuran panjang tersebut dan berhadapan satu sama lain, akan ada jarak hampir satu setengah meter di antara keduanya. Jadi dua orang itu masih perlu menyisakan satu langkah di antara keduanya untuk mengikuti aturan dua meter social distancing.
Grigore mengadaptasi ide tersebut dari alas kaki panjang yang pernah dibuatnya untuk seorang aktor. Sejauh ini ia sudah menerima sebanyak lima pesanan untuk sepatu panjangnya tersebut. Grigore mengenakan biaya sekitar Rp. 1,4 juta dan butuh dua hari untuk mengerjakan sepasang sepatu panjang itu.
Pria berusia 55 tahun itu mulai membuat sepatu ketika ia berusia 16 tahun. Ia belajar dari seorang tukang sepatu yang berusia 93 tahun dan masih membuat alas kaki tradisional sampai sekarang.
Grigore membuka tokonya sendiri pada tahun 2001 silam. Ia menjual sepatu siap pakai tetapi juga sangat bergantung pada pesanan khusus dari teater dan gedung opera di negaranya, serta ansambel tarian rakyat tradisional. Usahanya menjadi tersendat ketika berbagai acara pertunjukan dibatalkan atau ditunda karena pandemi coronavirus.
Advertisement