Liputan6.com, Jakarta - Mengikuti arus perkembangan teknologi, utamanya transaksi keuangan di area Pondok Pesantren, kini hadir Kazana, yakni kartu saku santri/pelajar digital
"Program ini merupakan inisiasi dari hasil diskusi yang cukup lama, yang kemudian bertemu dengan beberapa tokoh di pondok pesantren, kemudian akhirnya diwujudkan," ujar Tim ahli Menko Perekonomian, Franky Sibarani dalam Penyerahan Simbolis Kartu Santri/Pelajar NU Digital, Kamis (4/6/2020).
Advertisement
Dalam program Kazana ini BRi Syariah ditunjuk oleh SNKI untuk menerbitkan kartu santri/pelajar digital Kazana, dan menargetkan 1 juta kartu santri sampai dengan 2024.
"Kartu dengan QR Code yang digunakan santri/pelajar untuk berbelanja di koperasi/kios yang telah ditunjuk, sehingga transaksi menjadi aman, cepat, cashless, terkontrol, dan termonitor," ujar Franky.
Bantu Mengelola Keuangan
Kartu ini juga dirancang dengan harapan agar dapat mendidik santri dalam mengelola keuangan, membudayakan transaksi cashless sebagai salah satu pencegahan penularan Covid-19 untuk saat ini, serta memastikan santri berbelanja di merchant yang sudah mendapat persetujuan dari pesantren
"Kemudian, yang tidak kalah penting adalah peran orang tua di dalam mendidik santri . misalnya uang saku diberikan Rp 10 ribu perhari, maka melalui Kazana ini dapat diatur, selain itu orang tua jug atau diana dan berapa santri membelanjakan uang sakunya," beber Franky.
Advertisement